Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Hand Sanitizer menjadi salah satu benda yang dicari oleh masyarakat sejak mewabahnya virus Corona (Covid-19).
Belakangan ini, cairan alternatif pencuci tangan itu, sangat sulit didapatkan, baik di apotek maupun di gray ritel moderen.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Farmasi Sumbawa berisiatif membuat Hand Sanitizer. Niatnya, untuk membantu masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona melalui sentuhan tangan.
Marisa Ekayanti, siswa SMK Islam Farmasi Sumbawa yang tergabung dalam tim pembuatan Hand Sanitazer ini menjelaskan cara pembuatannya. Pembuatannya cukup mudah. Bahan-bahan terdiri dari Kolona Oil, Pengaroma, dan Alkohol.
Cara pembuatnnya yakni, Kolona Oil sebanyak 40 ml, Alkohol 400 ml dan Pengaroma 3 – 4 tetes. Kemudian, bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu. Selanjutnya diisi ke wadah spray berukuran 60 – 70 ml. Hand Sanitizer sudah siap digunakan.
“Muncul ide ini awalnya karena kita litah di apotek-apotek itu (Hand Sanitizer) mulai langka, jadi kami Osis SMK Islam Farmasi Sumbawa bersama pembina berinisiatif membuatnya, untuk mambantu masyarakat yang mencarinya,” ungkapnya, Selasa (17/03/2020) kepada wartawan di Sumbawa
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMK Islam Farmasi Sumbawa, Kusriawansyah, S.Pd., mengatakan, pembuatan Hand Sanitizer ini merupakan kegiatan praktikum siswa. Dimana, sebelumnya hanya produksi sebanyak dua hingga tiga botol saja.
Namun lanjutnya, ditengah mewabahnya virus Corna yang mengakibatkan langkahnya cairan alternatif pencuci tangan ini, pihaknya mencoba membuatnya lebih banyak, dengan harapan membantu masyarakat dan Pemerintah mencegah penyebaran virus mematikan ini.
“Awalnya ini adalah praktikun anak-anak. Tapi karena kita melihat ada kelangkaan, maka kami mencoba membuatnya. Dengan niat membantu masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Dalam proses produksinya kata dia, pihaknya hanya mampu membuat 10 hingga 30 botol perhari. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran, juga bahan-bahannya mulai langka dipasaran.
“Kita hanya mampu produksi segitu. Karena keterbatasan dana, bahannya juga sudah mulai langka. Saya berharap penjual bahan-bahan ini bisa selektif agar tidak terjadi penumpukan disatu tempat,” harapnya.
Pada perkembangannya lanjut dia, pihaknya mendapat banyak pesanan Hand Sanitizer, baik dari dalam atau luar Sumbawa. Namun, untuk saat ini, masih belum diperjual belikan. Masih diberikan secara cuma-cuma atau gratis.
“Banyak yang pesan setelah kita unggah di Medsos. Ada dari dalam Sumbawa, ada juga dari pulau Lombok. Tapi kita belum bisa jual, kita masih berikan gratis. Tapi tidak menunup kemungkinan nanti kita jual. Tapi setengah harga saja yakni Rp. 10.000 / 60 ml. Nanti uangnya untuk kita belika bahan lagi, kita buat lagi,” pungkasnya. (KS/aly)