Oleh : Lisa Destia Cahyani
Mahasiswa Semester Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samawa
Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Pendidkan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Dikatakan primer karena manusia sangat membutuhkan pendidikan untuk membangun, serta menciptakan negara yang maju, berkualitas serta berintegritas tinggi. Melalui pendidikan akan tercipta fikiran-fikiran yang memotivasi diri untuk menjadi manusia yang berkepribadian yang jauh lebih baik dan dapat menciptakan rasa cinta tanah air yang sangat mendalam. Pendidikan yang baik akan menghasilkan karakter yang baik pula. Dilihat dari segi pola pikir yang berbeda dari sebelum mengenyam pendidikan akan terasa sangat berbeda dengan pola pikir setelahnya. Menurut Aristoteles, pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu Negara dan dilakukan. Terutama, setidaknya untuk tujuan Negara itu sendiri. Pendidkan tidak hanya dapat diperoleh di sekolah saja tetapi juga dapat diperolah di rumah dan di masyarakat. Pendidikan di sekolah disebut pendidikan formal, pendidikan di rumah disebut pendidikan informal dan pendidikan di masyarakat disebut dengan pendidikan nonformal. Ketiga jenis pendidikan tersebut sangatlah berkaitan erat, saling membutuhkan satu sama lain. Selain itu, pendidikan karakter juga sangatlah diutamakan. Karena, untuk apa pendidikan yang tinggi tetapi nilai karakter yang diperoleh serta diterapkan masih sebesar biji jagung. Didalam buku tentang kecerdasan ganda (multiple intelligences) Daniel goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanya 20% saja. Tentu tidak akan ada artinya bukan? saat ini, bangsa kita masih sangat kekurangan masyarakat yang beretika dan bermoral. Pintar dan cerdas memang hal utama yang ingin dicapai tapi seharusnya sejalan dengan etika dan moral yang sesuai. Sehingga sangatlah penting pendidkkan karakter untuk diterapkan di rumah dan sekolah. Menurut John W. santrock, pendidikan karakter merupakan pendidikan dengan pendekatan yang bergantung pada peserta didik dengan tujuan menananmkan nilai moral sehingga dapat mencegah perilaku yang dilarang.
Meskipun pendidikan karakter sudah diterapkan di sekolah tetapi masih banyak yang mengutamakan aspek kognitifnya daripada psikimitorik. Tidak jarang guru yang hanya mengajar saja, agar terlihat efisien dan berkualitas di sekolah. Tanpa mengajarkan etika-etika yang baik yang seharusnya dilakukan didalam kehidupan dan bermasyarakat sehingga ketika seseorang dihadapkan dengan berbagai persoalan ataupun keadaan yang membutuhkan adab kesopanan maka tidak akan tampak sedikitpun hasil belajarnya mengenai hal tersebut.
Semakin berkembangnya zaman tentu akan terjadi banyak sekali perubahan, Baik dari segi kehidupan, pendapatan, pola pikir, ataupun tingkah laku manusia. Pada zaman sekarang ini, yang disebut sebagai zaman milenial. Canggihnya teknologi dan komunikasi mampu memudahkan segala bentuk kegiatan manusia. Hal tersebut merupakan pengaruh positif dari perkembangan zaman. Tetapi dibalik kemudahan tersebut, di zaman yang canggih ini juga terdapat banyak sekali hal-hal atau dampak negatif yang menyebabkan terjadinya perbuatan yang menyimpang dari aturan hidup dan etika dalam bermasyarakat. Banyak kita jumpai generasi penerus bangsa yang kurang beretika dan berakhlak. Pengaruh kemajuan zaman sangatlah besar pengaruhnya dalam masyarakat. Interaksi sosial secara langsungpun jarang diterpakan dalam kehidupan mereka. Biasanya orang-orang yang berada didekatnya atau disekelilingnya tidak akan nampak walaupun itu sangat dekat. Sopan santun semakin pudar berkata kasar dan sumpa serapah sering diutarakan oleh anak muda. Bahkan sikap hormat terhadap orangtua pun tidak lagi diperdulikan. Pendidikan karakter hanyalah sebagai ilusi semata. Berbeda dengan kondisi bangsa yang dulu, mereka sangat menjunjung tinggi etika dan kesopanan dalam hidup bermasyarakat. Menghormati orang yang lebih tua, toleransi, serta berkomunikasi dengan sopanpun sudah mendarah daging.
Bahkan menerapkan sopan santun di rumahpun sudah sangat jarang diterapkan. Biasanya, berjalan didepan orang yang lebih tua harus sedikit membungkukkan badan sambil mengucapkan kata permisi atau “tabe”. Tapi pada masa ini, anak muda jarang melakukan kebiasaan tersebut dan bahkan sering melawan orang tua ketika dinasehati. Meskipun tidak ada aturan tertulis mengenai adab kesopanan, tapi hal tersebut sangat penting untuk membangun adab dan sikap positif yang dapat membentuk karakter diri yang siap untuk menjadi manusia yang utuh.
Dalam realita zaman now, ada dua warna dalam praktik pendidikan kita sampai hari ini yaitu merupakan warna hitam dan putih.
Adanya perilaku-perilaku menyimpang seperti tawuran antar pelajar, narkotika, seks bebas, bolos sekolah, mencuri, aborsi, berbohong dan lain sebagainya. Berbincang model pendidikan karakter bukanlah sebagai sesuatu yang baru. Namun, saat ini pendidikan karakter menjadi isu utama dunia pendidikan. Pemenuhan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan lahir dari pendidikan.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya menghasilkan masyarakat belajar dengan prestasi tinggi tetapi mampu melahirkan generasi baru yang memiliki karakter baik dan bermanfaat begi masa depan bangsa. Penanaman pendidikan karakter sudah tidak bisa ditawar lagi untuk diabaikan, terutama pada pembelajaran di sekolah di samping pendidikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kita semua menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan sekaligus juga transfer nilai (transfer of value). Untuk itu, penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam pendidikan merupakan pilar penyangga demi tegaknya pendidikan di Indonesia.
Sampai kini, persoalan budaya dan karakter bangsa terus menjadi sorotan tajam masyarakat di berbagai aspek kehidupan, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Media massa, para pemuka masyarakat, para ahli dan para pengamat pendidikan, serta sosial berbicara tentang persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar dan lokakarya baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia dalam praktik kehidupan dalam masyarakat. Dalam proses pendidikan, internalisasi nilai-nilai budaya dan karakter merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya degradasi etika dan moral di kalangan remaja. Rasa kepedulian ini didasarkan pada kenyataan bahwa dewasa ini ada kecenderungan semakin merebaknya sikap perilaku remaja yang menyimpang. Keberhasilan dalam membangun karakter siswa, secara otomatis akan membantu keberhasilan membangun karakter bangsa.
Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa juga akan tergantung kepada bagaimana karakter orang-orangnya, kemampuan intelegensinya, keunggulan berpikir warganya, sinergi para pemimpinnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangat penting dalam membangun moral dan kepribadian bangsa. Pendidikan karakter seyogyanya ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. (KS)
“Artikel di atas diterbitkan guna memenuhi tugas Tehnik Penulisan Artikel dan Feature oleh penulis”