Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Mengawali tahun 2020 ini, FKIP Universitas Samawa (UNSA) menyelenggarakan kegiatan diskusi publik dengan tema Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan di Daerah Terpencil Kabupaten Sumbawa. Kegiatan yang digagas oleh dosen dan mahasiswa FKIP ini dilatarbelakangi oleh kondisi dan fenomena pendidikan yang masih memprihatinkan di beberapa kawasan terpencil Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan yang berlangsung di lantai II Gedung Rektorat Universitas Samawa (UNSA) pada hari Rabu,16 Januari 2020.
Rektor Universitas Samawa Dr. Syafruddin, SE., MM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kegiatan tersebut, kedepan ia berharap kegiatan serupa akan terus terlaksana sebagai bentuk kontribusi Lembaga Pendidikan seperti UNSA khususnya FKIP dalam memperhatikan perkembangan pendidikan di tanah Samawa.
“Kegiatan tersebut membuka mata kita bersama bahwa pendidikan di daerah terpencil Sumbawa menjadi tantangan bersama semua pihak tidak hanya tanggung jawab dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saja namun masyarakat, akademisi dan praktisi turut andil dalam mencari dan menemukan solusi dari permasalahan ini. Pendidikan yang berkualitas adalah hak semua warga negara tak terkecuali bagi mereka yang tinggal dan menetap di wilayah terpencil dan tertinggal Indonesia,” ungkapnya.
Ketua Panitia pelaksana Kegiatan Cand. Dr. Ilham Handika, M.Pd dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk dari kepedulian dosen FKIP terhadap pendidikan di daerah terpencil.
Untuk itu dalam kegiatan ini sebagai narasumber adalah stakholder terkait yakni Dinas Pendidikan Kabupaten Sumbawa, Guru SD Pusu Kecamatan Batu lante, Akademisi dan Peneliti. Sedangkan peserta dari kegiatan adalah pemerhati pendidikan daerah terpencil dan seluruh dosen FKIP UNSA serta beberapa Mahasiswa di FKIP UNSA.
Ditempat yang sama saat berlangsungnya diskusi Dekan FKIP UNSA Erma Suryani, M.Pd menyampaikan harapannya kelak hasil dari kegiatan ini akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah khususnya Dinas terkait dalam mengambil keputusan serta membuat kebijakan yang berkaitan dengan Kuantitas maupun kualitas pendidikan bagi daerah terpencil yang ada di kabupaten Sumbawa.
Beberapa point yang di didapat dari hasil diskusi publik meliputi, Terbatasnya sarana dan prasarana serta aksesibilitas merupakan tantangan utama dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil.
Perwakilan dari Dinas Pendidikan Pernyata Kabupaten Sumbawa Rusdianto AR, M.Pd, menyampaikan pendidikan di daerah terpencil akan dilakukan penanganan yang lebih serius dan terpadu karena kondisi khusus yang dimiliki oleh daerah terpencil.
Selain itu sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk memecahkan PR besar yaitu pengembangan dan peningkatan kualitas serta layanan pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil.
Dengan adanya kemitraan dan kerjasama ini, satu per satu masalah pendidikan di wilayah terpencil dapat diselesaikan dengan baik dan ditemukan solusi yang berarti.
Sementara itu salah satu nara sumber dari akademisi Dr. Adnan menjelaskan bahwa Peningkatan kualitas dan disiplin guru menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil.
Sementara Jabarman, S.Pd selaku kepala sekolah SD Pusu menceritakan pengalaman mengajar selama 31 tahun di kawasan terpencil Sumbawa yaitu di Kecamatan Batulanteh. Selama itu pula begitu banyak pengalaman pahit manis menjadi guru di daerah terpencil yang sudah dilaluinya.
Ia berharap, dalam diskusi ini adalah adanya kerjasama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbawa dengan FKIP Unsa dalam membuka program studi PGSD sehingga kelak akan banyak guru-guru SD yang berasal dari kawasan terpencil Sumbawa bisa kembali mengenyam pendidikan untuk Pengembangan dan peningkatan kualitas guru di daerahnya. (KS)