Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Anggota DPRD Kabupaten Sumbawa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Fauzi mendorong agar penggunaan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk perluasan lahan penanaman tembakau.
Hal ini ia sampaikan dalam rapat Koordinasi dan Penyusunan Rancangan Kegiatan Penganggaran (RKP) DBHCHT Tahun Anggaran 2024 di Kantor Bupati Sumbawa, Selasa (05/12/2023) pagi.
“Salah satu variabel DBHCHT itu adalah variabel luas dan variabel produksi, maka penting kita memperluas lahan tembakau kita,” ungkapnya.
Menurutnya, salah satu cara untuk memperluas lahan tanam tembakau di Kabupaten Sumbawa adalah menyediakan sumber air bagi petani melalui sumur bor. Sehingga, ia meminta kepada pemerintah daerah agar 20% bahkan 50% anggaran DBHCHT dapat digunakan untuk pengadaan sumur bor di wilayah penanaman tembakau.
“Jadi musim kemarau petani kami di Desa Tolo’Oi, Kecamatan Tarano menanam tembakau, dan potensi kuantungan per hektare sudah 60 sampai 80 juta. Itu masih menggunakan air yang dipikul. Bagaimana kalau kita intervensi dengan sumur bor. Sebab, kebutuhan inti adalah air. Kalau bisa sumur bornya jangan yang 50 meter tapi 80 sampai 100 meter agar airnya tetap bagus,” tegas legislator muda ini.
Ia membayangkan, jika luas lahan tanam tembakau bertambah, maka petani bisa melipatgandakan kemandiriannya, sehingga berdampak pada penambahan Dana Bagi Hasil yang diperoleh oleh daerah.
“Sediakan lahan petani kita, sediakan sumber air yang bagus untuk mereka tanam tembakau di musim kemarau. Kalau sekarang 150 hektare, maka bisa bertambah menjadi 500 hektare. Jadi kita fokus perluas lahan tembakau kita agar DBH bertambah, jika DBH bertambah maka daerah kita lebih maju,” tegasnya.
Namun demikian kata anggota DPRD asal Tolo’Oin ini, perluasan lahan harus dilakukan dengan tapat sasaran. Dimana, parus pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi dengan petani yang terbiasa menanam tembakau.
“Kelau petani kita hanya tanam jagung tanam padi saja, agak susah, tapi perlu kita jamah komoditas lain seperti tembakau yang memang cocok dengan kondisi topografi dan kerearifitas petani kita. Jadi focus kita kembakan di wilayah-wilayah yang memang telah terbiasa dengan penanaman tembakau, salah satunya di Tolo,Oi, sehingga program ini dapat berjalan maksimal,” pungkasnya. (KS)