Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com -Kelompok 2 KKL UNSA Desa Banda, sosialisasi pembuatan pupuk kompos dari feses ternak kepada warga desa Banda, Kecamatan Tarano, Sumbawa Sabtu (26/08/2023).
Hasrul Hamdani, S. Si., M.Si selaku dosen Peternakan UNSA yang merupakan pemateri pada pelatihan ini mengatakan, pupuk kompos sangat aman digunakan selain aman, juga sehat, ketahanan pangan organik, organik artinya pangan berasal dari hewan ataupun tumbuhan, organik juga adalah tidak atau sedikit penggunaan pupuk buatan atau kimia. Maka dari itulah dikatakan Pupuk kompos aman dan sehat.
“Ide Ketahanan Pangan ini sudah dimulai di wilayah Ambon, jadi sayur-sayuran, sawi, dsb sudah ditumbuhkan dengan pupuk media tanah ditambahkan dengan pupuk kompos”. katanya
Pupuk kompos ini merupakan pupuk yang ramah lingkungan, selain itu pupuk ini juga lebih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dalam pembuatan pupuk kompos, harus memperhatikan rasio bahan yang digunakan.
“Siapkan bahan: (feses) jika feses yang masih segar yang baru keluar, jangan langsung digunakan, dikeringkan dahulu kira-kira nanti anggap kadar air 100% dikeringkan menjadi 50% kadar airnya.
Kedua: jerami, jangan digunakan jerami yang utuh, tetapi dipotong-potong agar mudah dimakan oleh mikroorganisme. Makin kecil jeraminya maka makin mudah dicerna dan prosesnya cepat, (kemudian tambah dengan EM4 agar prosesnya cepat, kira-kira yang semulanya 2 bulan menjadi 3 Minggu jadilah kompos). dengan harapan cepat digunakan”. Paparnya
Kemudian dijelaskan juga bahwa rasio Jerami dengan Feses berkisar sekitar 30-50.
“untuk jerami diberi nama kadar C, sedangkan untuk fese kadar N. Jika membuat pupuk , rasio C dan N perlu diperhatikan. Kisaran Rasio C dan N adalah 30-50. Misalnya, jika 30 C (jerami) maka 50 N (feses). Jangan lebih banyak feses karena akan terjadi amoiasi (asam), bakteri-bakteri yang bagus akan mati jika terlalu asam”. jelasnya
Di dalam feses ini banyak mikroorganisme yang baik dan ada juga yang tidak baik. “kita menginginkan proses pembuatan yang cepat, yaitu dengan cara Kita perbanyak inovulan. Jadi takaran standar untuk 20 kg bahan utama, kita gunakan 3liter air, tambah 90 ml, 90 gram olases atau gula merah tebu/aren”. jelasnya
“kemudian misalnya kemarin di buat campuran 3liter air, kemudian gula diiris 90 gram, kemudian kocok-kocok, baru kemudian masukkan EM4. Kemudian setelah itu, kocok-kocok lalu simpan 1x24jam dengan harapan menjadi banyak dan akan cepat digunakan. Bisa 1x24jam bisa juga 2x24jam”. lanjutnya
Hasrul Hamdani berharap agar setelah berhasilnya pupuk ini di kelola, paling tidak disetiap rumah menanami sayur-sayuran yang nantinya dapat bermanfaat bagi anak-anak generasi penerus, karena mengingat pentingnya pangan yang kita konsumsi.
“Harapan saya kedepan, kalau sudah berhasil pupuk ini, paling tidak didepan-depan rumah belum ada saya melihat adanya tumbuhan-tumbuhan seperti sayur-sayuran (sawi, cabai dll), maka gunakanlah pupuk ini, dengan harapan anak-anak penerus kita menjadi sehat. itulah pentingnya pangan yang kita konsumsi, menjaga kesehatan,” pungkasnya. (KS)