Sumbawa besar, kabarsumbawa.com- MABINDA PMII NTB, Zakariah Surbini, Kritik lemahnya Kontrol Pemerintah terkait kebijakan swasembada jagung dikabupaten Sumbawa, Rabu (31/1/2018) di Hotel Cendra Wasih Sumbawa.
Zakaria berpendapat Program jagung lantoro dan sapi ( jalapi) merupakan program yang sangat bagus dan pastinya dapat menanggulangi Terjadinya erosi jika yang di tanam adalah lantoro.Hal itu dikarenakan lantoro bersifat mengikat tanah sehingga unsur hara tanah tidak lari sehingga bisa menahan air, dan manfaatnya pula sapi dapat hidup.
Sedangkan terkait dengan penanaman jagung yang tengah di galakkan oleh pemerintah harus terkontrol dalam proses penanamannya agar tidak terjadi erosi.
“Meskipun Penanam jagung di berlakukan untuk daerah dengan ketinggian 15 derajat,namun jika penanaman terus dilakukan maka tidak menutup kemungkinan berakibat Akan terjadi erosi”.
Dalam kesempatan itu zakaria berharap kepada pemeritah untuk tidak memaksakan masyarakat dalam memproduksi jangung yang luar biasa yang walaupun hal tersebut merupakan kebijakan, namun perlu sekiranya dipertimbangkan kerusakan yang akan ditimbulkan juga.
Guna mensiasati hal tersebut masyarakat Seharusnya tidak terlalu bernafsu menanam jangung di musim penghujan. Hal ini penting mengingat dimusim hujan petani akan fokus menanam padi pada daerah dataran rendah, sehingga otomatis bagi petani yang akan menanam jagung akan dilakukan didaerah dataran tinggi.
Dikatakan zakaria, seharusnya masyarakat maupun pemerintah memikirkan hal terpenting yang merupakan akibat dari menanam jagung yaitu tanggung jawab terhadap lingkungan, dikarenakan vegetasi jagung banyak menyerap unsur hara tanah sehingga yang tersisa kemudian adalah pasir dan kerikil, dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan banjir.
Dirinya berharap kedepan pemerintah akan mampu mengontrol prosespenanaman jagung di kabupaten sumbawa serta membuat cara baru melalui penelitian agar masyarakat dapat menanam jagung di musim kering (MK), jika menanam jagung diareal yang telah ditanami kacang dampak linkungannya hampir tidak ada, karena itu dilakukan pada musim kemarau.
“darimana airnya, itulah tugas pemerintah mefasilitasi mesin sedot ataupun sumur Bor untuk mengairi itu”, Tegasnya. (KS/AJI)