Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa—Aksi pembakaran camp dan pengrusakan alat berat yang terjadi di Pulau Moyo Senin (11/4) lalu banyak disayangkan berbagai pihak. Dikhawatirkan kejadian tersebut akan berdampak bagi iklim investasi di Kabupaten Sumbawa terutama sektor pariwisata.
Ketua DPRD Sumbawa, Lalu Budi Suryata, SP kepada Kabar Sumbawa menjelaskan, pihaknya sangat menyayangkan dan menyesalkan kejadian tersebut. Pulau Moyo sebagai kawasan konservasi di Kabupaten Sumbawa dan telah menjadi ikon pariwisata Sumbawa bahkan NTB telah dikenal dunia internasional. Sehingga Pemerintah Kabupaten Sumbawa bersama Pemerintah Provinsi NTB, harus menyikapi kejadian pembakaran ini dengan serius dengan melakukan langkah-langkah preventif.
Langkah yang pertama harus dilakukan adalah membentuk tim gabungan dan melakukan koordinasi dengan para pihak seperti, Kepolisian, TNI, Kejaksaan, Pengadilan dan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan terbentuknya tim gabungan nanti diharapkan persoalan Pulau Moyo secara menyeluruh. Khusus terkait aksi pembakaran dan pengrusakan ini sebaiknya diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena jika tidak diambil tindakan tegas, dikhawatirkan akan menimbulkan preseden buruk terhadap proses pengakan hukum. “Saya berharap masyarakat juga harus disadarkan akan keberadaan Pulau Moyo sebagai daerah konservasi dan daerah tujuan wiasata yang mendunia, yang nantinya akan mampu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Terhadap kasus ini, penanggung jawab proyek, Syamsuddin juga secara resmi telah melaporkan kasus ini ke Mapolres Sumbawa. Ketika ditemui Kabar Sumbawa, Syamsuddin membenarkan adanya aksi pembakaran dan pengrusakan tersebut. Berdasarkan keterangan para pekerjanya di lapangan, aksi itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Awalnya para pelaku membakar alat berat, karena tidak bisa terbakar pelaku kemudian melakukan pengrusakan dan selanjutnya membakar mess para pekerja.
Menurut Syamsuddin, dirinya tidak mengetahui apa motif dari aksi massa tersebut. sehingga dirinya harus menempuh upaya hukum agar pihak kepolisian bisa mengungkap kasus yang terjadi. “Akibat kejadian itu saya mengalami kerugian miliaran rupiah,” kata Syam.
Sebelumnya warga Dusun Stema sempat meminta kepadanya untuk membuatkan jalan tembus antar dusun di jalur darat mengingat selama ini jalur laut menjadi satu-satunya akses. Permintaan itu disanggupi dan mulai membangun jalan tembus sepanjang satu kilometer tersebut. Dia juga berencana membuat akses jalan penghubung antar desa. Dan akan membangun hotel yang nantinya para pekerja direkrut masyarakat lokal setempat. Dengan adanya kejadian ini, proses pembangunan itu menjadi terhambat. “Saya berharap permasalahan ini cepat selesai dan para pelaku segera ditangkap dan diadili,” pungkasnya. (KS/YD)