Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Indonesia menjadi salah satu dari 10 negera yang menerima hibah internasional untuk perayaan Hari Kesehatan Kulit Seduni atau Word Skin Health Day (WSHD) dari International League for Dermatological Societies yang berpusat di Inggris.
Kabupaten Sumbawa menjadi titik pelakasanaan kegiatan yang akan berlangsung selama Empat hari mulai tanggal 25 – 29 Juni 2025, dengan tema “Kulit Sehat Untuk Semua: Menuju Sumbawa Bebas Kusta”.
Peringatan WSHD dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mohamad Ansori. Turut hadir, Forkopimda, camat, kepala puskesmas, tokoh masyarakat, dan mitra lintas sektor dan ditandai dengan aksi simbolik minum obat pencegahan dengan dipimpin Bupati, sebagai komitmen pencegahan kusta.
Acara ini juga dirangkaikan dengan talk show bersama dr. Dedianto Hidajat, Sp.DVE dari Fakultas Kedokteran PERDOSKI mengangkat pentingnya Kesehatan kulit dan kusta. Acara berikutnya adalah pelatihan dokter, perawat, dan petugas lab dari 10 puskesmas pada tanggal 25-26 Juni 2025.
Puncak acara adalah pemeriksaan kulit gratis pada tanggal 28–29 Juni di Desa Tepal dan Baturotok, Kecamatan Batulanteh. Diharapkan sekitar 300 warga bisa diperiksa oleh spesialis kulit dan kelamin dan juga bisa mendapat konsultasi gizi dan infeksi.
WSHD 2025 diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa dengan didukung oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Ikatan Dokter Indonesia, dan Oxford University Clinical Research Unit – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Sumbawa Junaedi, A.Pt, dalam laporannya menyebutkan. Sumbawa masih menghadapi tantangan nyata dalam eliminasi kusta. Oleh karena itu, peringatan World Skin Health Day 2025 ini bukan hanya menjadi momentum perayaan, tetapi juga seruan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat.
Sementara itu, Wakil Bupati H. Ansori menegaskan bahwa Hari Kesehatan Kulit Sedunia bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum penting untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memperhatikan aspek kesehatan kulit yang selama ini kerap terabaikan.
Ia mengajak seluruh komponen, baik tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga keluarga untuk menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan pengendalian.
“Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Tapi pekerjaan rumah kita adalah menghapus stigma dan diskriminasi. Banyak penderita kusta malu memeriksakan diri karena takut dikucilkan. Ini tugas kita bersama,” tegasnya.
Menurutnya, upaya edukasi harus dimulai dari rumah, dusun, sekolah, dan tempat ibadah. Promosi hidup bersih, deteksi dini, serta pemeriksaan dini bila ditemukan kelainan kulit harus menjadi kebiasaan masyarakat.
Ia juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk terus memperluas akses layanan kesehatan kulit, termasuk melalui penguatan Puskesmas, pelatihan tenaga kesehatan, serta kampanye publik yang berkelanjutan. (KS)















