Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kabupaten Sumbawa atas kolaborasi INOVASI NTB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, Kementrian Agama Kabupaten Sumbawa, dan STKIP Paracendekia NW Sumbawa menggelar Pelatihan Fasda Pembelajaran Kabupaten Sumbawa pada Sabtu dan Minggu (16 – 17/04/2022) di Hotel Grand Samota, Sumbawa Besar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa diwakili Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Sudarli, M.Si., secara resmi membuka acara tersebut dengan menyemangati para peserta pelatihan untuk mengambil peran aktif dalam membawa perubahan pada mutu pendidikan di Kabupaten Sumbawa.
“Celah dari sebuah perubahan ini kita harus ikuti. Sebuah langkah maju yang bisa kita lakukan adalah sebuah gerakan kebaikan agar bagaimana pendidikan kita bisa lebih baik ke depan. Maka, program Merdeka Belajar merupakan salah satu wujud bagaimana meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia”, ungkap Sudarli.
Dia menekankan konsep kebersamaan antar individu sebagai tenaga pendidik, sebagai bagian dari masyarakat, serta perwakilan pemerintah akan menjadi kunci dalam menutup kesenjangan pendidikan di Kabupaten Sumbawa.
Adapun kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian dari Program Pendidikan Karakter yang direncanakan akan berlangsung dalam kurun waktu satu tahun ke depan di beberapa sekolah di Kabupaten Sumbawa. Acara ini diikuti oleh 52 peserta pada hari pertama dan 50 peserta pada hari kedua yang keseluruhannya merupakan tenaga pendidik dan kependidikan di Kabupaten Sumbawa.
Turut hadir mendampingi dan memantau kegiatan ini beberapa kepala bidang, kepala seksi, dan pengawas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa serta Kementrian Agama Kabupaten Sumbawa.
Dalam acara ini, para fasda pembelajaran sebagai peserta utama dibekali beberapa materi dasar yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Sudarli, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa M. Husnul Alwan, S.Ag., bersama Tim Dosen STKIP Paracendekia NW Sumbawa yang terdiri dari Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa Assoc. Prof. H. Iwan Jazadi, M.Ed., Ph.D., Elli Marliana, S.Pd., M.A., Jalaluddin, S.Pd., M.TESOL, Aris Intan Dwi Aprianti, S.Pd., M.Appling, Aska Muta Yuliani, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Rina Susilowati, S.Pd., M.Pd.
Pada hari pertama, peserta dibekali dua materi dasar dengan judul “Telaah Raport Pendidikan Sekolah dan Kabupaten di Sumbawa” dan “Kurikulum Merdeka”. Peserta terlihat banyak mendapat informasi baru serta klarifikasi yang lebih jelas terkait mengenai arah pendidikan Indonesia. Menurut salah satu peserta, Vivien Febrianti, S.Pd.SD., materi Kurikulum Merdeka yang diberikan memberikannya gambaran yang lebih jelas terkait pelaksanaan pendidikan di sekolah yang beliau pimpin di SDN Koda Permai, Utan.
“Saya merasa khususnya materi Struktur Kurikulum Merdeka dan Impelementasi Kurikulum Merdeka sangat bermanfaat. Terdapat titik terang dari apa yang akan kami lakukan setelah registrasi,” ujarnya.
Di hari kedua, peserta diberikan pembekalan yang lebih mendasar terkait potensi diri guru dan peserta didik. Tiga materi dihadirkan dengan judul “Growth Mindset (Pikiran Berkembang)”, “Konsep PDIA (Solusi Lokal untuk Masalah Lokal)”, “Apa dan Mengapa Literasi, Numerasi, dan Karakter”, serta “Menjadi Guru Mandiri”. Serangkaian materi yang diberikan ini membuka kesempatan yang lebih luas bagi para fasda pembelajaran untuk melakukan diskusi dan refleksi terhadap praktik mengajar yang diterapkan hingga tantangan mengajar di sekolah.
Dengan diberikannya materi-materi tersebut, para fasda pembelajaran dapat melihat sedikit dari apa yang nantinya perlu dipraktikkan ketika melakukan pembinaan dan pendampingan di sekolah-sekolah mitra Program Pendidikan Karakter Kabupaten Sumbawa.
Rahman, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa sekaligus sebagai salah satu fasda pembelajaran, mengungkapkan, “Hari ini alhamdulillaah luar biasa sekali dari INOVASI, yang sudah berusaha maksimal memenuhi kebutuhan kita, kebutuhan guru sebenarnya. Terutama terkait dengan literasi dan dampaknya dan juga numerasi. Kemudian juga terkait dengan praktik. Yang tidak kalah penting (juga), kita diberikan gambaran tentang bagaimana prinsip PDIA dan bagaimana PDIA itu dikembangkan. In syaa Allah memberikan gambaran kepada kami untuk melakukan itu di lapangan.”
Ia juga menambahkan sedikit masukan terkait hal-hal yang diharapkan dapat terlihat dalam materi-materi pada program pelaksanaan pendidikan karakter nantinya, “Terkait programnya (program pendidikan karakter) sendiri semoga bisa kami dapatkan di kesempatan selanjutnya karena kami belum ada gambaran yang jelas (untuk saat ini). Yang menarik itu, dalam hal muatan materi tiap modul itu sudah luar biasa, ada ketersinambungan. Saya ingin kalau bisa, penempatan materi modul dibuat berkelanjutan, dimulai dari modul dasar. Kemudian modul dua mengembangkan dari modul satu, kemudian meningkat dan meningkat,” ungkapnya.
Menurut Rahman, pelatihan dua hari ini setidaknya telah membawa sekitar 60% pemahaman terkait apa yang akan dilakukan dalam program ini kedepannya.
Bagi banyak peserta, sesi pelatihan selama dua hari ini sangat bermanfaat dan menarik hingga terasa kurang cukup untuk mewadahi keseluruhan penjelasan serta diskusi materi-materi yang diberikan. Kedepannya diperlukan waktu yang lebih banyak untuk mengupas pertanyaan maupun keraguan peserta, serta mengekplorasi praktik-praktik di sekolah.
Pada Minggu sore, acara akhirnya ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Abdul Azis. Ia berterima kasih pada segenap penyelenggara kegiatan terutama pada INOVASI dan Iwan Jazadi dari STKIP Paracendekia NW Sumbawa yang menurutnya menjadi salah satu tokoh teladan Kabupaten Sumbawa yang mencoba mengaplikasikan Kurikulum Merdeka berbasis Kearifan Lokal.
Selaku perwakilan tim pemateri, Iwan Jazadi menyampaikan dalam pesan penutup beliau bahwa materi-materi yang telah diperoleh dapat menjadi bahan refleksi dan pengamatan tugas fasda di sekolah-sekolah dampingan kedepannya. Ia mendukung diadakannya pelatihan maupun workshop lanjutan yang berkaitan langsung dengan praktik guru, juga mendorong komunikasi aktif secara daring antara fasda pembelajaran, pemateri, dan pengawas. (KS)