Penulis : Nabilah Hijratul Insani (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samawa)
Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari dua kata yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti dasar. Pancasila digunakan sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Dan kita tahu dengan jelas bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber dan tertib hukum di Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, Pendidikan Pancasila menjadi pelajaran umum dan wajib untuk diajarkan dalam proses pembelajaran sebagai Pendidikan karakter dan moral bagi peserta didik. Penerapan pembelajaran Pendidikan Pancasila sudah di tuangkan dalam diri pelajar Indonesia mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Jadi seharusnya sudah tidak asing lagi kan bagi kita ketika mendengar kata Pancasila.
Tetapi seiring berjalannya waktu, penerapa nlai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat sudah mulai memudar. Karena semakin melesatnya perkembangan teknologi informasi yang menjadikan para pemuda dan generasi penerus bangsa lebih sibuk dengan gadget dan kehidupan pribadi dibandingkan kehidupan sosial. Generasi pada saat ini yang kerap kali disebut dengan generasi Alpha dengan tahun kelahiran di atas tahun 2010 lebih didominasi oleh teknologi informatika.
Generasi Alpha merupakan generasi yang muncul dalam zaman dimana teknologi informatika berkembang dengan sangat pesat yang mengakibatkan kegiatan kesehariannya dilakukan lebih banyak dengan gadget.atau komputer daripada bersosialisasi langsung dengan individu lainnya. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi Alpha sebagai generasi penerus bangsa harus di tingkatkan dengan cara yang sesuai dengan pola pikir pemuda zaman sekarang.
Pendidikan karakter yang diterapkan di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi pada hakikatnya dilakukan untuk membentuk nilai luhur bangsa Indonesia baik dari segi budaya, sosial, politik, ekonomi dll terutama untuk generasi muda penerus bangsa sekarang ini. Generasi Alpha adalah generasi yang lahir dari generasi milenial yang sangat akrab dengan intermet dan tidak bisa terlepas dari gadget. Bangun tidur gadget, mau makan gadget, mau mandi gadget, mau tidur ambil gadget lagi. Bener kan ?
Mengapa demikian ?? hal ini di dasarkan karena generasi Alpha lahir di zaman teknologi yang berkembang dengan keceradasan yang sangat tinggi, lingkungan yang mereka rasakan adalah lingkungan digital yang menyatu dengan fisik dan mempengaruhi kebiasaan individu. Hal ini menyebakan para pemuda generasi Alpha menginginkan sesuatu yang praktis dan instan sehingga kurang menghargai proses. Keasyikan dan ketertarikan mereka pada gadget membuat mereka bersikap individualis, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, kurangnya jiwa nasionalisme dalam diri dan lebih egois dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Jadi apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki dan menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dan pemahaman Pancasila pada generasi penerus ini ?
Dalam proses mendidik generasi Alpha perlu memperhatikan beberapa hal agar sesuai dengan pola pikir dan realistsitas para pemuda generasi Alpha yang tidak ingin proses pembelajaran yang berbelit-belit yaitu harus mengikuti perkembangan teknologi informasi masa kini, mengasah kemampuan sosial anak dengan mengajak anak aktif bergerak, bermain dan bergaul dengan individu lainnya, memberikan nilai-nilai moral dan membekali anak tentang pentingnya nilai-nilai dalam Pancasila yang akan membuat anak tidak kecanduan teknologi. Penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam diri anak sejak usia dini dapat menjadi bekal anak untuk dapat membedakan mana hal baik dan buruk yang harus mereka kerjakan dan hindari.
Pancasila ada lima sila yang harus dijadikan pedoman oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu bekal dalam menjalankan kehidupan baik dari generasi baby boomers sampai generasi Alpha sekarang ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila dan nilai yang harus di tanamkan dalam diri generasi penrus bangsa agar tidak hilang karena pesatnya teknologi yaitu :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila pertama ini, manusia atau masyarakat Indonesia di ajarkan mengenai nilai ketuhanan atau religius. Dalam diri bangsa Indonesia harus tertanam nilai-nilai ketuhanan yang dapat menjadi tombak bangsa Indonesia dalam menghadapi perubahan. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang merujuk pada mematuhi ajaran-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehingga dalam menghadapi arus informasi yang masuk baik dari dalam atau luar negeri dengan budaya yang berbeda dapat dicerna dan dikaji dengan baik dan positif. Oleh karen itu, pendidikan agama dan pendidikan pancasila di sekolah memiliki fungsi yang sangat penting, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan persepsi anak didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua terdapat nilai kemanusiaan, dimana nilai-nilai ini harus tertanam dalam diri setiap warga Indonesia. Ilmu humaniora harus ditekankan saat proses pembelajaran baik di sekolah maupun dirumah. Kecanggihan teknologi pada zaman ini lebih mengasah kemampuan dan kecerdasan otak dalam mengolah dan memahami teknologi sehngga mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, untuk membentuk karakter anak dengan jiwa humanisme, pemerintah dan para pengajar harus lebih memperhatikan hubungan individu dengan inidvidu lainnya dalam penerapan nilai humanisme seperti dapat bersosialisasi dengan baik, mengeluarkan pendapat ketika berada dalam sebuah forum dan berani mengekspresikan gagasan dalam sebuah kelompok dan bekerja dengan kemampuan tertinggi yang dimiliki.
Persatuan Indonesia
Dalam sila ketiga diajarkan nilai persatuan. Yang mana kita ketahui dengan jelas bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, sosial, budaya dll. Oleh karena itu, ilmu persatuan sangat penting untuk di implementasikan untuk kelangsungan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi mulai sejak dini, pemahaman dan penguatan nilai persatuan dalam diri anak terutama generasi Alpha ini harus di sematkan karena jika tidak di tekankan, dengan perembangan zaman dan teknologi yang sangat tinggi sekarang ini akan menghilangkan rasa salig menghargai dan menghormati dalam diri pemuda yang hanya memikirkan diri sendiri.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan
Sila keempat menerangkan bahwasanya dalam setiap kepmimpinan dipilih oleh rakyat dengan proses musyawarah yang kepemimpinannya dapat mengayomi rakyat dan mendengar suara rakyat dengan hikmat dan bijaksana atau yang sering kita dengar juga “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat”. Jadi pondasi negara adalah rakyat, jika rakyatnya memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan rasa cinta tanah air maka negara akan berkembang dengan baik. Lalu bagaimana jika rakyat zaman sekarang atau pemuda dari generasi Alpha tidak menghiraukan nilai-nilai nasionalisme yang ada dan cenderung melakukan hal-hal yang hana di sukai?
Oleh karena itu, peran pemerintah dan pengajar dalam dunia Pendidikan sangat penting untuk terus menanamkan dalam diri para pemuda semangat nasionalisme dan membentuk karakter yang dapat membangun negara lebih baik agar tidak tenggelam dalam perubahan zaman.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima terdapat nilai keadilan. Nilai keadilan kerap kali di kesampingkan oleh masyarkat Indonesia zaman sekarang. Hal ini menyebabkan rasa saling percaya dan menghargai satu sama lain terkikis. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah, oleh guru maupun orang tua harus memberikan keadilan dan menanamkannya dalam diri anak sejak usia dini.
Nah, bagaimana teman-teman. Sekarang udah pada tahu kan apa saja yang harus dilakukan untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme dalam diri sendiri dan di tanamkan kepada generasi Alpha sebagai generasi penerus bangsa yang kental akan teknologi informatika dengan segala hiruk pikuk perkembangan dan perubahan zaman. Oleh karena itu, pembentukan karakter anak sejak usia dini dan memperkenalkan serta menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam hidup berbangsa dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Pemertintah, tenaga pengajar dan orang tua harus berperan aktif dalam pertumbuhan anak untuk mencegah hilangnya jiwa nasionalisme dalam diri anak generasi Alpha. (KS)
Artikel ini dimuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar. jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait atikel di atas bisa menghubungi penulis melalui email berikut ini [email protected]