KabarSumbawa – Persaingan ekonomi global kini tidak lagi dilandaskan pada pemilikan kekayaan sumber daya alam, namun pada kemampuan teknologi untuk mengolah sumber daya secara inovatif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi sebesar mungkin dan mendistribusikan nilai tambah tersebut secara adil kepada masing-masing stakeholder. Potensi persaingan global menuntut peran kolaborasi dan kerjasama holistik (padu) dan komprehensif melibatkan institusi pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan, integrasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah, serta pengusaha sebagai end user yang dirumuskan.
Pesatnya digitalisasi media ditambah teknologi komunikasi yang kian tidak terbatas perbedaan geografis dan dukungan modal dari lembaga keuangan, sejatinya jadi petunjuk bahwa penyebaran inovasi menjadi keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Beralih pada pertumbuhan Indonesia sejak periode 2008 kian meningkat walaupun industri ekstraksi tetap jadi pilihan, disamping terus menumbuhkan iklim investasi, pemerintah baik lokal maupun pusat kian dituntut untuk mampu menciptakan industri kreatif, padat karya, dan industri pendukung bahan baku (subtitusi bahan impor).
Memperbincangkan kemampuan provinsi NTB dalam menumbuhkan iklim inovasi, tidak dapat dilepaskan dari kemauan politik (political will), Aksesebilitas terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan, kemampuan pemerintah mewadahi program link and match antara dunia pendidikan dan industry, serta peningkatan infrastuktur dunia pendidikan dan teknologi mutahir.
Industri Logam, Industri Agro, dan Industri Kerajinan sesungguhnya jadi leading sector yang sudah selayaknya terus diintroduksi melalui kanal teknologi media online. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Provinsi NTB sudah mempunyai based innovation station yang mumpuni. Pariwisata dan konsep Islamic Tourism, lalu dipadukan dengan medical tourism, akan kian meningkatkan saya saing serta pertumbuhan ekonomi di NTB. Sebaran inovasi yang dilakukan pun tidak terbatas pada Lombok-centris semata, melainkan menyebar hingga pelosok paling timur pulau Sumbawa.
Inovasi NTB : Perbaduan Agama, Ekonomi, dan Pertumbuhan Jangka Panjang Sudah sekian lama perputaran ekonomi dan daya saing provinsi NTB belum secara maksimal meningkatkan perekonomian warga. Apalagi disparitas kesenjangan ekonomi antara Lombok-Sumbawa, sudah harus segera dituntaskan. Dengan potensi SDA dan keindahan topografi kian mendapatkan momentum bahwa perbaikan daya saing NTB melalui kapasitas kolaborasi antara setiap pemangku kepentingan jadi terasa sangat penting diaktualisasikan dalam ruang yang lebih nyata..
Pada konsep Sistem Inovasi Nasional dikenal tiga hal utama sebagai pilar Inovasi yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan yaitu Elemen, Prosedur, dan Proses.
Elemen; adalah landasan dasar, dimana pihak-pihak yang terlibat, berkumpul, ikut merumuskan, mengevaluasi, serta fungsi koordinasi. Institusi Pendidikan jadi muara dimana berbagai inovasi dilahirkan dan dibentuk dalam skala prototype. Unram (Universitas Mataram), UIN Mataram, Akademi Pariswisata Matarm, UTS (Universitas Teknologi Sumbawa) dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muh. Bima lalu Amikom Mataram, dapat menjadi wadah transformasi berbagai inovasi yang dapat dikolaborasikan dengan kebutuhan industri. Pemilihan produk inovatif yang dilakukan oleh dunia Industri tetap difasilitasi oleh pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah daerah NTB maupun Kabupaten/Kota tempat usaha industri berlangsung. Kemudahan berinvestasi dan kebijakan berkeadilan harus diformulasikan dalam aturan yang cepat, mengikat dan jelas.
Kemudian konsep kedua adalah prosedur; dimana langkah-langkah kerjasama antara setiap stakeholder harus dirumuskan secara terarah dan berkualitas. Seperti Konsep Teaching Industry di ITB yang dapat diduplikasi di perguruan tinggi yang ada di NTB. Dengan adanya konsep diatas, memungkingkan institusi pendidikan dan industri saling memahami dan membuka peluang kerjasama secara berkelanjutan. Contohnya Peran Penelitian dari Universitas, pertama, memenuhi biaya fixed cost atau biaya tetap; Kedua, tersedianya teknologi dan tenaga ahli, dan ketiga, mengetahui kapasitas produksi/ fabrication lab. Adapun peran industri adalah pertama, pemberi permintaan (order), kedua, mengontrol kualitas, dan ketiga, memberikan informasi dinamika pasar.
Terakhir, konsep proses, dimana produk inovatif diciptakan melalui peluang pasar yang terkonsentrasi dan spesifik. Tentu dalam menciptakan produk yang inovatif, butuh biaya penelitian sebagai modal investasi yang tinggi. Akan tetapi kemampuan memproyeksi kebutuhan pasar dan keterampilan penggunaan teknologi pemasaran yang memadai, akan sangat berdampak terhadap penerimaan yang baik atas produk inovatif yang diciptakan.
Bercermin dari tiga konsep utama Sistem Inovasi Nasional, dengan perpaduan SDA dan keterampilan SDM, Provinsi NTB memiliki modal kuat merintis berbagai produk inovatif dengan jangkauan multinasional dan skala global. Nilai agama khususnya Islam di NTB adalah ruh melahirkan produk inovatif, seperti dikenalkan melalui Islamic Tourism yaitu memadukan agama sebagai lokomotif menunjang pariwisata. Produk yang dihasilkan dapat berupa paket wisata religi, sambil menikmati keindahan alam NTB, atau produk MICE yang mengedepankan event nasional maupun internasional dengan konsepsi religiusitas masyarakat lokal baik di Lombok maupun Sumbawa. Mengenalkan budaya Sasak atau Samawa (kebudayaan lokal) dengan paket pariwisata kelas dunia. KEK Mandalika dapat menjadi representasi dari Islamic tourism di satu sisi dan wisata kelas dunia di sisi lainnya.
Selain wisata religi, NTB juga memiliki produk inovatif lainnya seperti Medical Tourism yang secara baik dilakukan oleh Kota Bern di Swiss atau Jedah di Arab Saudi. Pulau Lombok khususnya dapat jadi destinasi wisata kesehatan kelas dunia. Dengan semakin gencarnya pembangunan infrastruktur dan dibangunnya Rumah Sakit bertaraf internasional akan jadi modal kuat provinsi NTB bersaing meningkatkan perekonomian daerah selain juga menunjang devisa bagi Negara.
Apa yang sudah dilakukan oleh pemimpin daerah di Provinsi NTB dalam mengenalkan produk wisata berwawasan global, akan sangat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, apabila juga dilakukan perbaikan dari aspek mutu pendidikan SDM di NTB. Inovasi yang dapat dilakukan seperti memberikan sertifikasi hospitality bagi pekerja sektor pariwisata. Bersama-sama dengan BLK (Balai Latihan Kerja), pemerintah daerah melibatkan industri kreatif di bidang teknologi analisis data, membuat aplikasi yang memudahkan registrasi pelatihan online dan evaluasi yang transparan. BLK sebagai inkubator menciptakan SDM yang siap kerja juga mempunyai tanggungjawab agar SDM memiliki kemampuan mendirikan perusahaan start up (rintisan) di bidang industri agro (pertanian), industri logam, maupun industri kerajinan (kreatif).
Potensi World Supply Chain Industri Minerba
Potensi mineral di kawasan Nusa Tenggara Barat sempat menjadi perhatian beberapa waktu lalu. PT Sumbawa Timur Mining mengumumkan jika pihaknya telah menemukan potensi mineral dengan kelas dunia yang diklaim bisa mengantarkan perusahaan menjadi tambang terkemuka di Indonesia. Potensi tersebut berada di proyek Hu’u yang berlokasi di wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
PT Sumbawa Timur Mining merupakan perusahaan joint venture Eastern Star Resources Pty Ltd dengan PT Antam Tbk. Kegiatan eksplorasi di wilayah itu mulai dilakukan perusahaan pada tahun 2010 silam, dan mulai menemukan adanya potensi sumber daya alam Onto pada tahun 2013.
Sejak saat itu, kegiatan eksplorasi pun dilakukan secara besar-besaran untuk mengetahui ukuran, luas dan karakteristik yang dimiliki. Dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan itu, diketahui total sumber daya tertunjuk jumlahnya mencapai 0,76 miliar ton. Di mana jumlah tersebut terdiri dari 0,93 persen berupa tembaga dan kandungan emasnya sebanyak 0,56 g/t. Lalu untuk sumber daya tereka jumlahnya mencapai 0,96 miliar ton dengan tembaga sebesar 0,87 persen dan emas sebesar 0,44 g/t.
(Sumber : Media Indonesia/Potensi Minerba di NTB)
Sebenarnya, besarnya potensi mineral tambang yang ada di wilayah NTB sudah diketahui sejak lama. Namun minimnya eksplorasi serta berbagai kendala lainnya, membuat potensi yang ada menjadi sedikit terabaikan. Justru potensi itu malah dikuasai oleh sejumlah penambangan liar, yang jumlahnya pun tidak sedikit. Dibutuhkan kemauan politik dari pemerintah agar potensi industry Minerba di NTB dapat menjadi terobosan besar menunjang peneingkatan kesejateraan masyarakat di daerah. Produk inovasi dengan produk emas-onto dapat dilakukan dengan menghasilkan emas murni sekelas emas Antam. Selain membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral alam (smelter), pemerintah juga secara periodik mengurangi ekspor produk mentah.
Proses inovasi yang dapat dilakukan adalah menggunakan tahapan mineral procession, yaitu proses pemisahan mineral murni dari bahan tambah lainnya yang tidak memiliki nilai jual. Yang selama ini berlangsung adalah emas yang masih mentah (mengandung kadar emas dibawah 50%) di ekspor ke berbagai Negara, yang akhirnya berdampak kepada kesejahteraan masyarakat dan devisa Negara dan daerah.
Contoh inovasi mineral adalah dipisahkan berdasarkan karakter fisiknya, dengan melalui ayakan, pemisahana secara gravitasi, berat jenis, maupun sifat permukaannya. Proses ini akan menghasilkan konsentrat setengah jadi yang nantinya dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan material metal seperti besi baja, aluminium, kabel tembaga, emas atau perak batangan, dan sebagainya.
Proses selanjutnya dapat dibagi-bagi menjadi beberapa proses yang berbeda-beda, yaitu pyrometallurgi, hydrometallurgy maupun electrometallurgy.(Sumber:sucofindo.co.id/id/)
Akhirnya, potensi NTB sebagai World Supply Chain (Pemasok Rantai Kebutuhan Dunia) komoditas besi baja, alumunium, kabel tembaga, emas, dan perak batangan akan sangat berdampak bagi peningkatan perekomonian daerah, selain juga menjadi barometer menumbuhkan daya saing berdasarkan inovasi yang dilakukan. Tentu hal ini jadi perhatian jangka panjang pemerintah daerah, industri, dunia pendidikan, dan masyarakat NTB, namun upaya menuju kearah perbaikan dan penciptaan inovasi yang langsung berimpilkasi, tentu sangat dibutuhkan. **