Oleh : Nauval Akbar – Mahasiswa PBSI UNSA
Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Siapa yang tak kenal Negara Indonesia? negara yang kaya akan hasil alamnya. Negara yang kaya akan orang cerdasnya. Negara yang bisa dibilang sedang berproses untuk menjadi negara maju. Maka tak heran, banyak negara yang lain yang segan terhadap Indonesia. Kita sebagai warganegara sudah sepantasnya menjaga nama baik dengan tidak mencoreng nama baik negara kita di luaran sana. Indonesia sebagai negara yang kaya akan segalanya sudah memiliki potensi baik dalami hal material maupun perihal alamnya serta lain sebagainya. Oleh karena itu, maka tak heran banyak orang-orang atau individu ingin berkuasa sendiri di negara ini. Para pejabat yang sebelum berkuasa selalu menjanjikan hal-hal yang sangat spesial, biasanya merupakan awal mula untuk dilakukannya sebuah tindakan korupsi. Banyak orang yang ingin memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar. Tapi semua itu bukan karena keinginan semata, melainkan telah banyaknya mafia-mafia yang sejak dahulu telah tersebar dari sistem pemerintahan di negara Indonesia. Para mafia ini pun tak segan untuk merayu menggoda dan mengajak para pejabat-pejabat yang belum berpengalaman untuk bermain curang di belakangnya. Banyak alasan serta godaan-godaan yang membuat para pejabat tergiur dengan proyek yang ditawarkan oleh mafia ini. Bukan hanya dari negara Indonesia tersendiri, namun para orang-orang asing banyak sekali telah menjamur menjadi mafia di negara ini. Maka tak heran siapapun yang menjadi pejabat yang awalnya bersumpah Atas nama Tuhan bisa saja Melanggar janjinya karena sudah tergiur oleh proyek para mafia mafia tersebut. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat contohnya, pada awalnya mereka berniat hanya untuk mensejahterakan rakyat dengan cara memberikan program-program terbaik kepada rakyat. Namun faktanya baru saja dilantik, sudah banyak mafia-mafia berkeliaran di dalamnya dan banyak yang menawarkan proyek-proyek gelap yang agar bisa meraup keuntungan dari jabatannya. Mereka menggodanya dengan cara mengingat mengingat saat masa kampanye yang di mana para anggota dewan ini menghabiskan banyak uang untuk duduk di suatu kursi. Mereka menggoda cerdas dengan cara mengulang-ulang cerita-cerita tersebut sehingga para pejabat sangat mudah untuk tergoda. Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini pun baik di tingkat kabupaten tingkat provinsi maupun tingkat pusat sudah banyak yang terkena dan banyak yang tertangkap oleh KPK karena kasus korupsi ini. Maka tak heran Indonesia menduduki peringkat yang sangat tinggi dalam angka kasus korupsi. Tapi bukan hanya dari kalangan para dewan perwakilan rakyat saja, para menteri pun yang tugasnya menjadi pembantu presiden dalam melaksanakan pemerintahan sudah banyak tergoda oleh para mafia tersebut. Banyak kementerian-kementerian yang didalamnya dipenuhi dengan mafia-mafia lokal yang otaknya sudah dicuci oleh mafia yang berasal dari luar negeri.
Seperti contohnya dalam beberapa Minggu kemarin ada 2 menteri yang ditangkap karena kasus korupsi yang pertama adalah Menteri Kelautan dan Perikanan dan menteri social. Pada kasus Menteri Kelautan dan Perikanan Yaitu Bapak Edhy Prabowo yang tertangkap karena suap benih lobster yang di mana kekayaan laut Indonesia sangat menjanjikan dan terkenal hingga ke luar negeri. Padahal sebelumnya sudah diingatkan bahwa kekayaan laut di Indonesia sangatlah besar maka dari itu harus diwaspadai harus di hati-hati dalam menggunakannya namun pada akhirnya Bapak Edi Prabowo salah jalan dalam tugasnya dan melakukan tindakan korupsi. Selanjutnya menteri sosial yaitu Pak juliari batubara dalam melaksanakan tugasnya awalnya beliau sangat sangat dipercaya oleh Bapak Presiden namun karena tergiur oleh janji para mafia dengan godaan proyek ini proyek itu, maka banyak sekali potongan-potongan yang dilakukan oleh Beliau guna dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat. Menurut saya kedua menteri ini pada dasarnya pada awalnya sangat baik dan sangat ingin membantu presiden untuk membangkitkan keadaan di Indonesia pada saat pandemi ini. Namun para mafia bergerak Sejak hari pertama dilantik kedua orang ini. Para mafia melakukan berbagai cara agar dapat membuat proyek-proyek gelap bersama dengan para menteri ini. Selain kedua menteri diatas ada juga kesaksian dari mantan atlet bulutangkis Indonesia yaitu Taufik Hidayat yang saat ini sedang bekerja di kantor di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga yang di mana dalam kesaksiannya pada podcast Deddy Corbuzier di dalam YouTube channel Deddy Corbuzier, Ia berkata “sebaik apapun sistem pemerintahan di negeri ini, siapapun presidennya, jika masih banyak mafia mafia berkeliaran, indonesia tidak akan baik-baik saja seperti di tempat ia bekerja di sana banyak sekali orang-orang yang Mudah terpengaruh dengan kata-kata mafia dengan ajakan-ajakan yang di mana proyek proyeknya pun menjanjikan.
Kesaksian di atas dapat dijadikan acuan bahwa memang di negara kita ini telah banyak mafia-mafia berkeliaran baik di tingkat kabupaten provinsi maupun di tingkat nasional, baik di dalam dewan perwakilan rakyat maupun di Kementerian Kementerian atau sistem pemerintahan Pemerintahan yang penting lainnya. Padahal pada awal kepemimpinan bapak Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa mengutuk keras bagi orang yang melakukan korupsi di negara ini beliau sangat tegas untuk menolak para koruptor koruptor untuk korupsi di negara ini, seperti dalam suatu kalimatnya dia pernah berkata “Saya ingatkan kamu bolak-balik, kamu hati-hati. Saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas, gara-gara kamu senang impor gas.” Jokowi tampak tak rela negara ini dikangkangi mafia dan berupaya menghancurkannya. (Kompas.com, 16/12/2019),
Penegasan di atas dapat kita jadikan acuan bahwa memang mafia-mafia negara ini sangat-sangat ini ingin dikekang oleh bapak presiden kita sehingga ke mana pun dan kapan pun bergerak akan selalu diikuti oleh para pengawas pengawas di negeri kita. Banyaknya badan badan pengawas seperti KPK, BIN, dan BNN telah menjadi bukti bahwa pemerintah sangat sangat serius dalam melakukan tindakan untuk mengawasi para para mafia yang terus-menerus turun-temurun berkeliaran sejak dulu. Jika berbicara tentang mafia, merupakan bukan hal baru dalam pemerintahan baik di Indonesia maupun negara-negara yang lain setiap pemerintahan yang ingin berkembang negaranya.Pasti banyak sekali mafia-mafia yang beredar hanya saja bentuk dan wajah dari organisasi mereka itu ada sedikit perubahan. Dalam mafia antik, sejarah memang menyaksikan betapa La Cosa Nostra merupakan organisasi kejahatan yang penuh kekejaman, kekerasan dan pembunuhan berdarah. Dunia rupanya tidak berubah. Tubuh mafia tetap eksis. Ia hanya berganti pakaian. Mafia antik bertampang sangar dan penuh darah. Mafia kontemporer justru berwajah halus, bertangan lentik dan berpakaian necis.
Namun, ia tak kalah bengis dari mafia antik dan bahkan lebih kejam darinya. Para mafia yang dulu terkenal kekejamannya karena tidak segan-segan untuk menghabisi orang sekarang lebih menyederhanakan dirinya dengan hanya berkomunikasi dengan kalimat-kalimat yang halus yang mampu membuat pejabat-pejabat tergoda dan ingin ikut dengan proyek gelap yang ditawarkan oleh para mafia.
Oleh sebab itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik Mari kita berantas bersama-sama perkembangan mafia dinegara ini dengan tetap bersikap jujur tidak mudah tergoda oleh orang-orang yang belum kita kenal dan tetap mengawal dan mengawasi sistem pemerintahan di negara tercinta kita ini. (KS)
Artikel di atas diterbitkan untuk memenuhi tugas kuliah penulis. Artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis.