Sumbawa Barat, KabarSumbawa.com – Berdasarkan data dari Posko utama Penanggulangan Bencana Gempa Bumi di Kaabupaten Sumbawa Barat (KSB), tercatat 4 orang meninggal dan 15.361 rumah rusak akibat gempa 7.0 SR pada 19 Agustus lalu.
4 (empat) orang meninggal tersebut masing-masing 3 (tiga) orang di Kecamatan Seteluk dan 1 (satu) orang di Kecamatan Taliwang. Sedangkan korban luka berat sebanyak 9 (sembilan) orang dan luka ringan 59 orang.
Sementara itu, 15.361 rumah rusak dan warga terpaksa mengungsi di posko-posko oengungsian serta posko darurat sementara yang dibuat di halaman maupun jalan-jalan didepan rumahnya.
Ketua Tim Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Daerah Sumbawa Barat, H Abdul Aziz, dalam konfrensi pers bersama Bupati, Wakil Bupati, Kapolres, Dandim dan jajaran pemerintah lainnya di Posko Utama Penanggulangan Gempa di Taliwang, Senin (27/8) sore tadi mengungkapkan, untuk sementara jika dikalikan setiap KK beranggotakan 4 orang, perkiraan warga yang menggungsi mencapai 44 hingga 45 ribu orang.
“Tetapi dalam dua hari kedepan, jumlah pasti pengungsi berdasarkan data Kartu Keluarga sudah tuntas dihitung,” ungkapnya.
Kemudian untuk kerusakan infrastruktur atau bangunan rumah warga yang rusak, tercatat sebanyak 2.326 rumah rusak berat, 5.955 unit rumah mengalami rusak sedang dan sebanyak 7.080 unit rumah rusak ringan. Rumah rusak berat tercatat paling banyak di Kecamatan Seteluk yang mencapai 1.065 unit, kemudian di Kecamatan Poto Tano sebanyak 585 unit dan di Kecamatan Brang Rea sebanyak 395 unit. Untuk rumah rusak sedang, terbanyak berada di Kecamatan Taliwang, mencapai 1.702 unit, Kecamatan Seteluk sebanyak 1.409 unit dan kecamatan Brang Rea sebanyak 1.001 unit.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, menyatakan bahwa proses pendataan sudah rampung. Hanya saja, khusus untuk jumlah warga yang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal yang mengalami kerusakan akibat gempa, Bupati menginstruksikan agar dilakukan penghitungan berbasis data dari Kartu Keluarga dan KTP, mengingat jumlah anggota setiap keluarga berbeda-beda.
“Ini menyangkut manusia, datanya tidak bisa dirata-ratakan. Tapi jumlahnya harus benar-benar real by name by addres. Ini juga menyangkut bantuan (jaminan hidup,red) yang akan dialokasikan pemerintah,” Jelas Bupati seraya menambahkan, terkait penanganan warga di posko-posko pengungsian, menyatakan sudah cukup baik, meski ditengah berbagai keterbatasan. Distribusi logistik untuk para pengungsi tetap berjalan.
” Selanutnya, Pemerintah Daerah akan fokus pada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dengan fokus pada pelayanan kesehatan untuk warga di pengungsian, pendidikan, pelayanan masyarakat dan perbaikan fasilitas umum yang mengalami kerusakan.” Pungkasnya.(KS/yud)