kabarsumbawa.com – Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri , mengharapkan agar pemeriksaan kesehatan dilakukan di RSUD Sumbawa, tidak di klinik-klinik luar RSUD Sumbawa. Agat dapat menjadi pendapatan daerah, juga terdapat keseragaman standart mutu hasil pemeriksaan.
“Medical check-up untuk calon tenaga kerja ke luar negeri membutuhkan Laboratorium, termasuk didalamnya peralatan rontgen, pemeriksaan darah, kehamilan dan penyakit. Kalau memang disana tersedia alatnya, prnanggung jawabnya siapa seperti di rumah sakit. Itu tidak mudah, butuh satu klinik disitu. Paling tidak harus punya semuanya,” katanya.
Menurutnya, Disnakertrans seharusnya bekerjasama dengan RSUD dalam memberangkatkan trnaga kerja. “Disnakertrans bersama LTSP untuk lembaga pengurusan administrasi lainnya, sedangkan RSUD untuk pemeriksaan kesehatan. Dan menghidupkan LLK untuk melakukan pelatihan bagi calon naker ke luar negeri,” jelasnya.
Kerjasama dalam hal keberangkatan tenaga kerja harusnya terjadi antara Disnakertrans Sumbawa, RSUD Sumbawa dan LLK. “Medical check-up untuk naker ini di NTB hanya dua rumah sakit saja. Satu di Mataram dan satunya di kita RSUD Sumbawa ini. Disnakertrans tidak boleg menerima hasil pemeriksaan dari klinik lain selain rumah sakit. Kita punya poly TKI. Itu lo yang saya minta selama ini,” ungkapnya.
Saat ini, calon naker masih melakukan medical check-up di klinik luar RSUD Sumbawa. “Seandainya kalau piksanya di kita (RSUD Sumbawa, red), tentu bisa menjadi income. Dan tentunya juga hasil pemeriksaan kesehatan terstandart,” katanya.
Saat ini jelasnya, segala hal yang terkait dengan TKI sudah berbasis on-line. “Sekarang semuanya sistem online. Misalnya ke Singapur butuh tenaga sekian. Harus nge-link ke Kedubes Singapura. LLK bisa persiapkan sesuai kebutuhan Singapur. Jadi calon naker tidak perlu ke Jakarta lagi, itu lo yang saya inginkan. Semuanya tuntas disini,” jelasnya. (ks/adm)