Sumbawa Barat, Kabar Sumbawa – Mahasiswa Busan University of Foreign Studies Korea Selatan (Korsel) melaksanakan studi komparasi pola Gotong Royong Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan pola Saemaul Undong Korsel di KSB.
Ketua Panitia Penerimaan Tim dari Busan University of Foreign StudiesKorsel, Dr. H. Amry Rakhman, M.Si dalam laporannya menyampaikan, tim mahasiswa dari Busan University of Foreign Studies Korsel ini akan melaksanakan studi komparasi Gotong Royong KSB dan Saemaul Undong Korsel. Studi akan dilaksanakan di Desa Kalimantong Kecamatan Brang Ene. Kegiatan akan dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli sampai tanggal 7 Juli. Tim ini didampingi oleh tim Universitas Cordova.
Ketua Tim Busan University of Foreign Studies Korsel Prof. Yekyoum kim mengatakan, dirinya datang bersama empat mahasiswa. Empat mahasiswa tersebut terdiri dari dua mahasiswa dan dua mahasiswi. Ia pun menyampaikan terimakasih atas penerimaan dari Pemerintah KSB yang begitu hangat.
Dijelaskannya, maksud kedatangan timnya ke KSB untuk penelitian atau survei, program apa yang dilakukan di Desa Kalimantong dalam pelaksanaan gotong royong. Kemudian akan dikomparasikan dengan kegiatan Saemaul Undong.
‘’Saya harap ada kerjasama yang baik ke depannya. Ada pertukaran aktif mahasiswa Busan dan Cordova. Ada kerjasama Pemeritah Busan dan Pemerintah KSB, nanti coba saya usahakan untuk hubungan yang baik di masa depan,” katanya.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, S.T dalam sambutannya meminta kepada Camat Brang Ene dan Kepala Desa Kalimantong untuk menerima dengan baik lima orang tim dari Busan University of Foreign StudiesKorsel. Meskipun hanya lima orang, namun kelimanya membawa nama negaranya. Sehingga, kelimanya harus dilayani dengan baik. Berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk memastikan keamanan, meskipun alhamdulillah KSB daerah yang aman. ‘’Kepada seluruh Kepala Opd atau jajarannya, Kepala Bidang, Kepala Seksi agar menyambangi Desa Kalimantong selama tim mahasiswa Koresl melaksanakan studi. Ini penting guna memberikan informasi yang dibutuhkan tim,” kata Wabup.
Dijelaskan Wabup, Gotong Royong adalah budaya islam. Di KSB, gotong royong diawali dengan sholat berjamaah di Masjid Agung Darussalam. Seluruh aparatur muslim wajib sholat berjamaah pada sholat dzuhur dan ashar karena merupakan bagian dari jam kerja. Dari sholat berjamaah itulah kemudian lahir semangat tolong menolong dan gotong royong. Jadi, gotong royong di KSB, bukan hanya masalah dunia, memenuhi kebutuhan warga mulai dari makanan, jamban atau toilet, rumah, kesehatan dan lainnya Namun gotong royong di KSB juga bagaimana masalah akhiratnya juga berjalan dengan baik.
‘’Kami di sini juga banyak masjid, masyarakat kami ajak sholat berjamah, kemudian ada TPQ (taman pendidikan Al-Qur’an), masyarakat harus membaca Al-Qur’an, sebab itu akan mendatangkan rahmat, pertolongan Allah,’’ Jelas Wabup.
Gotong royong di KSB juga telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong. Dalam menggerakkan gotong royong ada Agen PDPGR, tersebar di setiap peliuk. Satu Agen PDPGR tingkat peliuk mengurus 150 kepala keluarga. Kemudian ada Agen tingkat Desa hingga Kecamatan.
‘’Kami di sini juga telah menjami kesehatan masyarakat, warga kurang mampu dijamin melalui BPJS Kesehatan, jika warga harus dirujuk ke rumah sakit luar KSB, maka diberikan dana pendamping,” Pungkasnya.(KS/yud)