Sumbawa Besar, kabarsumbawa.com – Produksi komoditas padi Kabupaten Sumbawa 2018 ditargetkan mencapai sekitar 635 ribu ton, dari luas areal tanam sekitar 105.610 ton. Target tersebut diupayakan akan diraih dengan tiga kali tanam.
“Karena kita bicara target tahunan. Maka disitu akan ada tiga kali tanam,” kata Tarumawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, di ruang kerjanya Senin (09/04).
Diungkapkan, saat ini khusus komoditi padi atau beras, pemerintah masih memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebab, tidak seluruh daerah di Indonesia memapu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri.
Dicontohkan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah yang kebutuhan berasnya harus di suplay daerah lain. Dan Sumbawa merupakan daerah penyuplai tersebut, selain ke daerah lainnya seperti Lombok, Bali dan Pulau Jawa.
“Kita tahu bahwa tidak semua daerah punya gabah yang cukup. NTT kita tahu lahannya kering. Jadi untuk cukupi kebutuhan beras, dibantu daerah lain. Dan kita salah satunya. Karena kita adalah lumbung pangan nasional khusus beras,” jelasnya.
Diungkapkan, sedangkan untuk produktivitas komoditi jagung, tetap mengacu pada target awal yakni 1 Juta ton. Untuk mencapai target tersebut, areal tanah dikejar sekitar 125.000 hingga 140 ribu hektar, dengan produktifitas 8 ton per hektar.
“Optimis bisa kita capai. Sekarang kita sudah tanam lebih dari 100 ribu hektar. Kita masih punya lahan kering di lunyuk dan lahan sawah. Optimis kita capai luas areal dan produksinya,” kata dia.
Ditegaskan, sebelumnya pemerintah menargetkan mampu memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, atau tidak lagi terjadi import. Sedangkan saat ini, komoditas Jagung khususnya Kabupaten Sumbawa, sudah menjadi komoditas eksport dengan tujuan Philipina dengan jumlah eksport awal itu sekitar 30 ribu ton.
“Penting eksport untuk keluarkan kelebihan atau surplus kita. Kalau tidak, berimbas pada harga jagung di daerah kita. Sudah ada permintaan juga dari Malaysia. Kamarin itu dalam dokumennya masih tercantum asal Surabaya karena induk perusahaan di Surabaya. Ke depan eksport berikutnya kita upyakan agar asalnya dari sumbawa. kita upayakan untuk tonjolkan itu,” jelasnya.
Ditambahkan, komoditas Jagung Sumbawa telah menjadi buruan dan dikenal baik di dalam maupun luar negeri sebagai sebagai jagung terbaik di Indonesia. “Diburu karena dikatakan kita ini The Number One,” jelasnya.
Dikatakan, stabilitas harga di daerah merupakan salah satu faktor pemicu dan perangsa petani untuk menam jagung. “Kita syukuri karena faktor harga stabil itu yang rangsang petani untuk tanam. Pemerintah tinggal bagaimana kita siapkan benih, pupuk dan petani siap tanam,” jelasnya. (ks/adm)