Sumbawa Besar, kabarsumbawa.com –
Dinas Kesehatan (Dikes) melalui Kabid P2PL Agung Riyadi membantah jika ada penyakit aneh menjangkit warga Langam. Namun penyakit
“Yang ditemukan hanya penyakit dermatitis (alergi). Yakni alergi yang disertai dengan infeksi. Penyebab alergi ini tidak bisa diketahui, sama halnya dengan penyakit asma. Yang bisa diketahui adalah pemicu alergi tersebut. Misalnya makan ikan asin, kadang-kadang orang alergi terhadap ikan asin. Maka dalam tubuhnya akan ada perlawanan. Itulah yang kemudian muncullah alergi,” ungkapnya.
Dikatakan, alergi bisa muncul dengan bermacam-macam manifestasinya. Dan yang paling sering yakni kulit mengalami gatal-gatal. Jika gatal digaruk dalam kondisi tangan kotor, dan tidak dibersihkab maka dapat menyebabkan infeksi.
“Kemarin dr. Fatwa dengan tim kami di Lopok sudah turun. Ternyata di sana hanya alergi awalnya yang disertai dengan infeksi atau dermatitis/peradangan,” ujarnya.
Untuk menyimpulkan penyakit yang diderita warga Langam menurutnya tidak perlu ada uji lab. Jika yang bersangkutan harus uji lab, minimal yang bersangkutan harus dibawa. Tetapi sekali lagi dalam perspektif kesehatan masyarakat, yang seperti itu tidak layak diuji.
“Karena baru satu orang. Lain halnya dengan gejala yang sama misalnya pada 15 orang. Sample darah kita tidak ambil, karena itu urusan orang perorangan. Berbeda halnya jika besok ramai dengan gejala yang sama, mirip, maka itu baru itu kena ranah kesehatan masyarakat untuk mengurus apakah terjadi penularan atau tidak. Hanya ditemukan satu orang. Orangnya sudah kita tangani. Maklum orang tua,”tambahnya.
Kalau uji alergi katanya terhadap orang perseorangan itu bukan tugas pemerintah.Tapi itu adalah tugas perseorangan. Jika penyakit tersebut terindikasi karena dampak mercuri, maka bukan satu orang saja yang akan terdampak.
“Terlalu dini kita menyimpulkan seperti itu, tetapi kita ambil dulu diagnosa umumnya. Khusus sekarang masih terjadi pada satu orang. Sekali lagi jika besok terjadi pada banyak orang dengan gejala yang sama dengan riwayat pekerjaan yang sama, baru ada landasan kuat kami untuk meneliti,” terangnya.
Karena faktor resiko itu menurutnya selalu dilihat dari jenis kelamin, umur dan pekerjaan. Jika pekerjaannya seorang marbot, lantas dikaitkan dengan mercuri, jika disebutkan karena mengkonsumsi air, maka bukan satu orang saja yang akan terkena penyakit tersebut.
Disampaikan pula, kualitas air yang dikonsumsi oleh H. Nurdin Bole airnya bagus. Pihaknya sudah
“Orang panu aja gatal-gatal kok. Masyarakat silahkan berkomentar apa saja. Tapi tim kami sudah turun. Faktanya hanya ketemu satu orang saja yakni H. Nurdin namanya. Dia marbot masjid. Infeksi yang paling kentara itu bernanah. Mungkin dikategorikan ada air-airnya seperti itu” tandasnya. (ks/adm)