Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa – Bila ingin diperhatikan dan dilihat orang lain, maka kita harus menjadi sesuatu. Demikian pula dengan Sumbawa. Marus menjadi sesuatu dan memberi sesuatu kepada negara apabila ingin diberikan lebih. Selain itu, juga musti memiliki daya tarik tersendiri apabila ingin menjadi perhatian masyarakat luas.
“Melalui dialog budaya ini saya menyatakan, Jadilah sesuatu. Bila kita tidak berbuat sesuatu dari itu kita tidak akan ditengok orang. Tidak satupun orang yang akan menoleh, ketika tidak ada daya Tarik dari kamu,” kata Slamet Rahardjo Djarot, budayawan sekaligus sineas senior Indonesia, kepada wartawan usai menjadi pemateri dalam acara dialog budaya – bagian dari Festival Pesona Moyo 2017, di Lantai III Kantor Bupati Sumbawa, Selasa (03/10).
Menurutnya, masyarakat dan Pemda sumbawa musti menggali wawasan tentang potensi bumi dan budaya yang terkandung di tana samawa. “Apa yang bisa kita lakukan dari kandungan bumi dan budaya ini. Dan ini sudah dilakukan oleh daerah-daerah lain,” ungkapnya.
Ia mengajak, masyarakat untuk tidak hanya meminta, namun memberikan sesuatu. Dan, tidak hanya menunggu bola. “Bila seluruh masyarakat Indonesia ini meminta, ini jauh panggang dari api, karena hanya sedikit. Tapai kalau masyarakat memberikan sesuatu dan melihat potensi yang kita miliki, yang tadinya tidak ingin diberi maka akan diberi. Bila dari awal sampai sampai habis kita hanya meminta, hanya menggerutu saja. Ngapain lho hidup. Mati aja. Kita harus berani hidup,” ujarnya.
Diungkapkan, disisi lain terkait budaya, sesorang akan dinilai masyarakat dari kontribusinya, bukan dari yang dimiliki. “Kalau bicara budaya, orang tidak akan melihat jabatan. Apa yang telah diberikan kepada rakyatmu. camat yang baik, walikota yang baik, bupati yang baik. Tergantung dari apa yang diberikan kepada rakyat. Tidak ada camat yang baik karena menggunakan mobil bagus, tapi apa yang telah diberikan kepada masyarakat,” ungkapnya. (ks/adm)