
Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa – Karena telat menanam, sedikitnya 13 hektar lahan tanaman padi di Desa Jotang Kecamatan Empang, terancam kekeringan. Selain itu, juga disebabkan areal tersebut tidak memilki saluran irigasi.
“Hanya di Jotang saja. Karena itu bukan daerah irigasi. Dan disana juga telat tanam,” Tarunawan, S.P., S.Sos, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, kepada wartawan di sela kegiatannya, Jum`at (29/09).
Berdasarkan laporan yang diterimanya dari kecamatan setempat, terdapat sekitar 15 orang petani di wilayah tersebut yang lahannya terancam kekeringan. “Mungkin jika dia bersamaan dengan temannya menanam, tanaman padinya sudah hampir panen,” ujarnya, juga mengatakan, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, rencananya akan lakukan pertemauan dengan para penyuluh di kantor desa setempat.
Pertemuan yang akan digelar Jum`at (29/9) malam, guna mencari solusi yang dapat dilakukan. Apabila di sekitar areal tersebut terdapat sumber air untuk mengairi, maka akan dibantu dengan system pompanisasi. “Kalau ada sumber air kita bantu pompa. Tapi nanti malam ada pertemuan di Kantor desa dengan teman penyuluh untuk mencari solusinya seperti apa,” katanya.
Diungkapkan, sejak beberapa tahun lalu, dinas pertanian telah menganjurkan petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sebab asuransi tersebut, para petani hanya membayar Rp 36 ribu satu musim tanam, dan mendapat kompensasi sekitar Rp. 5 juta apabila terjadi gagal panen. (ks/adm)