Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kesibukan menjadi seorang ibu rumah tangga bukan menjadi halangan bagi Faradian Agustin, membangun mimpinginya menjadi seorang wirausaha. Dengan kereativitas dan kegigihannya, ia telah berhasil membangun usaha kerajinan tangan yang memanfaatkan Limbah Kedebong Pisang.
Usaha yang telah ditekuni sejak lama itu, kini telah terlihat dengan jelas hasilnya. Perempuan berusia 39 tahun itu pun, menamai usahanya ini, “Gemala Craft” yang ia ambil dari nama anak pertamanya yang mempunyai arti pelita atau cahaya.
Ibu 4 anak ini menceritakan, sudah 12 tahun ia menggeluti bidang kerajinan tangan untuk membantu perekonomian keluarga, terlebih lagi saat pandemi covid lalu. Namun, saat itu, ia masih menggunakan bahan kain flannel, perca, hingga bahan aksesoris siap pakai lainnya. Sejak tahun 2020, ia mencoba menggunakan kedebong pisang, yang kebetulan melipah di kebun milik tetangga.
“Saat itu saya diskusi dengan suami, saya ceritakan untuk membuat kerajinan dari limbah kedebong pisang. Tahun kedua mulai nampak ada yang pesan meski belum stabil. Mulai dari situlah saya semakin bersemangat membuat kerajinan dengan kedebong pisang,” jelasnya.
Dian tidak inggin Gedebong Pisang ini hanya mejadi limbah. Ia mencoba merubahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Dari kreativitasnya itu, dia berhasil mengola limbah pohon pisang menjadi berbagai produk kerjainan tangan. Seperti, hampers, hantaran penikahan, tempat tisu, tempat pencil, bingkai foto, dan masih banyak lagi. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 150 ribu.
Kini, usaha yang ia rintis bersama sang suami, Abdul Haris, kian berkembang. Pesanan datang tidak hanya dari wilayah setempat, bahkan telah menembus pasar internasional.
“Penjualannya sudah pernah ke luar negeri, terkhir di 2023 ke Australi. Di sana, ada teman yang menikah, memesan untuk sopenirnya, sekitar 30 buah kotak tisu, 20 buah dompet, dan 100 buah serkam rambut,” terangnya.
Kini usahanya terus berkembang berkat adanya Program Bale Berdaya dari PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) bekerjasama dengan KUMPUL. Melalui program ini, ia mendapatkan banyak pelatihan untuk mengembankan usahanya.
“Sebelum mengikuti Bale Berdaya ini saya tidak pernah mengikuti pelatihan sama sekali. Sekali saya mengikuti pelatihan ternyata materinya benar benar luar biasa. Ibaranya AMMAN dan Kumpul ini, saya punya tanahnya, mereka memberikan saya bahan bangunannya, kemudian saya diarahkan untuk mengolahnya,” paparnya.
Berkat Program Bale Bedaya ini juga lanjutnya, kini ia mampu menyusun Business Model Canva (BMC), pengelolaan keuangan menjadi lebih teratur, memahami bahwa Branding & Packaging menjadi salah satu faktor kunci agar produk lebih diminati konsumen potensial, serta pengembangan bisnis dan usaha menjadi lebih terarah. Yang paling ia rasakan juga dari program ini tambahnya, pendapatan meningkat sekitar 20% – 50%.
Sebagai informasi, untuk melihat koleksi atau pun pemesanan, bisa mengunjungi media social (FB, Tiktok, dan IG) Gemala Craft, atau berkunjung langsung ke gallery Gemala Craft di Pantai Jempol, Desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas. (KS)