Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa memberikan bantuan bibit Nangka, Alpukat dan Rambutan kepada 3 kelompok perlindungan mata air (permata) serta masyarakat yang ada di desa Rhee Loka, desa Poto dan desa Batu Tering untuk mendukung terbentuknya ProKlim (Program Kampung Iklim) yang telah ditargetkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan tahun 2024 terbentuk 20.000 kampung iklim yang telah terdaftar melalui SRN-PPI (Sistem Registri Nasional-Pengendalian Perubahan Iklim).
kadis LH Syafruddin Nur menjelaskan, Program Kampung Iklim yang selanjutnya disebut ProKlim berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan ketahanan iklim, menurunkan emisi atau meningkatkan serapan gas rumah kaca (GRK) serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Upaya Adaptasi Perubahan Iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi melalui beberapa kegiatan : Pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor ; Peningkatan Ketahanan Pangan ; Penanganan atau antisipasi kenaikan muka air laut, abrasi, erosi, dan gelombang tinggi ; Peningkatan ketahanan pangan; serta Pengendalian penyakit terkait iklim dan kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan upaya peningkatan penyesuaian diri terhadap perubahan iklim.
Mitigasi Perubahan Iklim adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak perubahan iklim melalui beberapa kegiatan meliputi : Budidaya pertanian rendah emisi; Penggunaan EBT dan Konservasi energi; Peningkatan tutupan vegetasi;- Pengelolaan sampah dan limbah; dan Pencegahan dan penanganan Karhutla. (KS)