Bima, Kabarsumbawa.com – Loyalitas dan kesetiaan dapat diukur dari rentang waktu yang diabdikan seseorang. Dalam hal ini, Sile, buruh senior di Kancab Bulog Bima, telah memupuk dedikasi selama 40 tahun sebagai ujung tombak bagi perusahaan.
Sile, yang kini berusia 60 tahun, bukan hanya pekerja biasa. Ia adalah harapan akhir perusahaan ketika Presiden memerintahkan penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat.
“Saya yang paling tua di sini, dan teman-teman saya sudah banyak yang meninggal,” ujarnya dengan semangat.
Sebagai buruh paling senior, Sile bersama timnya bertugas mengemas beras, gula, dan minyak agar siap untuk didistribusikan kepada masyarakat. Meski usianya sudah lanjut, Sile tetap aktif dan kuat.
“Umur saya sudah 60 tahun lebih, tapi saya masih kuat alhamdulillah,” katanya.
Dalam sehari, Sile dan 12 buruh lainnya mampu mengemas 7-8 ton beras. Cinta keluarga menjadi pendorongnya dalam menghadapi beban kerja berat.
“Upah dan hak-hak kami selalu dipenuhi tepat waktu, membantu memenuhi kebutuhan hidup,” ungkapnya.
Bulog bukan hanya tempat kerja bagi Sile, tapi juga tempat berbakti pada negara dan masyarakat. Meski mencoba peruntungan di sektor pertanian, Bulog tetap menjadi rumah yang nyaman baginya.
“Ketika ada program pemerintah, kami buruh harus segera menyiapkan beras untuk disalurkan ke masyarakat,” ujarnya.
Para buruh Bulog sadar bahwa pekerjaan mereka bukan sekadar rutinitas, melainkan pengabdian untuk negara dan masyarakat. Mereka mendukung pemerintah dalam menyediakan bantuan pangan dan komoditi murah. Sebagai lembaga umum, Bulog terus menjaga keseimbangan pangan dan kesejahteraan buruh, yang tak lain adalah ujung tombak perusahaan. (KS)