Oleh : Ns. Satriya Pranata, M. Kep
Covid-19 varian delta telah menjadi masalah besar di berbagai negara di dunia. Varian ini pertama kali ditemukan di India. Dengan mudahnya transportasi antar negara saat ini, varian delta bisa dengan cepat menjangkau berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Covid-19 varian delta masih sama dengan virus SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul, hanya saja varian delta memiliki kemampuan yang jauh lebih cepat penularannya dibandingkan varian lainnya.
Cara penularan Covid varian delta bersumber dari droplet atau percikan air ludah saat seseorang batuk atau berbicara terlalu keras. Droplet ini menyebar diudara kemudian jatuh dan menempel dipermukaan benda sekitar, saat orang lain yang memegang benda atau permukaan yang terdapat droplet yang mengandung virus covid, seseorang tersebut sudah masuk dalam kategori beresiko terkena covid-19 varian delta. Itulah mengapa, setiap orang dianjurkan menggunakan masker karena masker yang telah digunakan dapat mencegah droplet menyebar ke orang sekitar dan jatuh kepermukaan benda sekitar.
Apakah covid varian delta lebih berbahaya dari varian lainnya? Jawabannya, ya tentu saja. Laporan
kasus menunjukan bahwa, seseorang yang terinfeksi covid varian delta beresiko mengalami rawat inap di rumah sakit dua kali lebih besar dibandingkan varian lainnya. Selain itu, viral load dari virus covid varian delta yang begitu tinggi dalam tubuh menyebabkan penyebarannya jadi lebih cepat.
Terbukti bahwa, satu orang yang positif varian delta bisa menginfeksi hingga 8 orang sehat.
Lantas bagaimana cara mencegah penularan covid varian delta?
Jawabannya adalah 1) Selalu gunakan masker, terutama saat melakukan interaksi dengan orang banyak. 2) Carilah informasi tentang zona suatu wilayah, sebisa mungkin hindari berkunjung ke daerah dengan zona merah. 3) Jika bekerja di ruangan tertutup, pastikan pertukaran udara di ruangan tersebut baik dengan memperhatikan ventilasi udara. Semakin baik ventilasi ruangan, semakin kecil pula resiko penularan covid varian delta. 4) Bersihkan permukaan benda hingga ruangan secara berkala, melakukan penyemprotan dengan cairan desinfektan tidak cukup, perlu digosok atau dilap agar covid varian delta dapat hilang dari permukaan benda. 5) Jika merasa sesak, lakukan setidaknya pemeriksaan rapid antigen di fasilitas kesehatan terdekat. 6) Kenali tanda-tanda orang yang terinfeksi covid, jika merasakan tanda-tanda tersebut, segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Ingat, kita sendirilah yang paling mengetahui kondisi badan kita. Semakin seseorang mengenal tanda-tanda
covid-19 varian delta, semakin mudah pula kita memilih tindakan yang tepat untuk diambil.
Apa saja gejala yang muncul saat seseorang terkena covid varian delta? Gejala yang paling sering
muncul adalah demam, batuk, sesak nafas, terasa ada dahak di saluran nafas, merasa lemas, nyeri
pada bagian tubuh, sakit kepala, hidung berair, diare, mual muntah hingga hilang kemampuan
penghidu atau penciuman. Covid ringan tidak perlu di rawat di rumah sakit. Hanya orang dengan covid
sedang, berat atau kritis saja yang memenuhi syarat untuk di rawat di rumah sakit. Penentuan berat
ringannya covid hanya dapat ditentukan oleh dokter melalui bantuan pemeriksaan laboratorium dan
rontgen paru. Seseorang dengan penyakit penyerta seperti diabetes atau kencing manis, hipertensi
atau peyakit yang berkaitan dengan masalah paru seperti asma dll mesti jauh lebih waspada. Karena
laporan menyebutkan bahwa, banyak pasien covid yang meninggal diikuti oleh penyakit penyerta
tersebut.
Akhir dari tulisan ini, izinkan saya menyampaikan saran sebagai putra daerah yang memiliki
pengalaman dalam pengelolaan covid yang saya dapatkan dari berbagai negara, segeralah lakukan
vaksinasi jika vaksinasi sudah tersedia di wilayah masing-masing. Pastikan kita beserta keluarga
mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan vitamin C dan D tinggi. Jika memungkinkan, belilah
suplemen vitamin C atau vitamin D sebagai persediaan rutin di rumah. Perbaikilah metabolisme tubuh
kita dengan cara olahrga teratur, pengaturan makan dengan gizi seimbang dan memastikan cairan yang kita konsumsi cukup setiap harinya.
Ingat, hingga saat ini belum ada obat pasti yang terbukti mampu mengatasi covid terkhusus varian
delta. Tenaga kesehatan di rumah sakit masih terfokus pada penatalaksanaan suportif seperti
oksigenasi, pengaturan cairan, pemberian antibiotik, cek spesimen, manajemen gagal nafas,
manajemen syok hingga pemberian obat-obat steroid. Jadi, penanganan covid-19 terbaik saat ini
adalah dengan tingkatkan imunitas diri, lakukan pembatasan aktifitas, kurangi aktifitas untuk bertemu
orang banyak jika tidak mendesak, dan segera sukseskan program vaksinasi yang telah diprogram oleh
pemerintah. Pemerintah mengambil keputusan tersebut dengan pertimbangan matang dari berbagai
ahli, jadi cobalah tutup mata dan telinga dari hoax yang beredar dan berasal orang-orang yang bahkan tidak jelas keilmuannya.
Salam dari saya, putra daerah Sumbawa yang sedang menempuh Pendidikan doctoral di National
Taipei University of Nursing and Health Sciences, negara Taiwan. Yakinlah kita bisa melawati kodisi
sulit ini dengan selalu kompak dan mengedepankan semangat gotong royong. Semoga pandemi ini segera berlalu.