Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kondisi rmada untuk pelayanan persampahan di Kabupaten Sumbawa memperihatinkan. Dari keseluruhan armada yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) setempat, sebagain besar kondisinya sudah tidak layak.
Kepala Dinas LH, melalui Kabid Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Muhammad Fauzi, menerangkan, saat ini, Dinas LH memilik 18 armada untuk melayani persampahan di Kabupaten Sumbawa. Jumlah tersebut diterdiri dari 12 unit dum truk dan 6 unit amrol.
Fauzi mengakui, sebanyak 8 unit sudah tidak layak digunakan, namun tetap dipakas demi memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, sementara armada terbatas. Selain dum truk, 6 unit amrol yang ada, seluruhnya juga sudah tidak layak untuk dioperasikan. “tetap dipaksa untuk digunakan, karena armada kita sangat terbatas,” ungkapnya.
Kondisi ini jelasnya, dikarenakan memang armada pengangkut sampah di Dinas LH Sumbawa yang sudah ditelan oleh usia. Sehingga kerap kali terjadi kerusakan.
“Karena pengaruh faktor usia. Kalau yang dum truk rata-rata 15 tahun ke atas. Yang terbaru ada beberapa, pengadaannya di tahun 2010, 2018, dan 2019. Sedangkan 6 amrol kita sekitar tahun 97 atau 99,” sebutnya.
Sebetulnya, Dinas LH Sumbawa sendiri tetap mengajukan pengadaan armada di setiap tahunnya. Namun sejauh ini belum dapat terealisasi.
“Setiap tahunnya kita tetap mengusulkan untuk pengadaan armada ini. Tidak hanya melalui kabupaten, namun juga melalui provinsi hingga pusat. Tapi belum bisa terealisasi, mungkin karena keadaan anggaran pemerintah daerah yang terbatas,” ujarnya.
Kebutuhan armada untuk mengatasi persampahan di Kabupaten Sumbawa masih cukup banyak. Armada yang ada saat ini terhitung sangat terbatas, karena untuk melayani kecamatan jauh seperti Kecamatan Utan, Alas Barat atau Plampang hingga Tarano Dinas LH hanya menyediakan kontainer.
“Armada yang dibutuhkan masih banyak, karena kita sudah membagi zona untuk proyeksinya. Untuk pelayanannya masih dari Dinas LH sendiri. Cuman sebatas amrol penjemputan, jadi kontainer kita letakan di Pasar Alas, Pasar Plampang, Pasar Utan dan Pasar Empang,” terangnya.
Adapun startegi yang dilakukan untuk pelayanan maksimal kepada masyarakat yaitu jika truk mengalami kerusakan akan dihandle oleh truk lainnya yang masih bisa beroperasi.
“Armada yang mengalami gangguan atau kerusakan akan dihandle oleh armada yang masih bagus. Nantinya krunya juga diganti, dengan menggunakan truk yang sama. Tapi jadwal pelayanan akan diatur ulang atau disesuaikan,” pungkasnya. (KS/aly)