Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kemarau panjang yang melanda sebagai besar Kabupaten Sumbawa mengakibatkan wilayah dimaksud melangalami kesulitan air bersih. Atas situasi tersebut, BPBD hingga saat ini terus melakukan pendistribusian air bersih. Namun anggaran yang dialokasikan Pemkab Sumbawa untuk bantuan air bersih telah habis. Sehingga pendistribusian sempat dihentikan sementara beberapa waktu lalu.
Saat ini, BPBD Sumbawa sudah mendapatkan bantuan angaran dari provinsi. Anggaran tersebut hanya cukup untuk pendistribusian beberapa minggu ke depan.
BPBD juga telah mengusulkan bantuan ke pusat untuk 7 juta liter. Nanum hingga saat ini anggara tersebut belum juga turun. Artinya, anggaran air bersih masih sangat minim.
Atas kondisi tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Abdul Rafiq mengatakan, DPRD dalam waktu dekat akan memanggil seluruh pihak terkait untuk menyikapi persolan tersebut.
Menurutnya, jika persoalannya tentang anggaran, maka Legeslatif harus bertemu dengan Eksekutif untuk mencari solusi terbaik. Sehingga persoalan teratasi segera.
“Jika itu persoalannya, dalam waktu dekat, kami lembaga akan memanggil pihak terkait untuk menyikapi persoalan tersebut. Kalau kita berbicara anggaran, jika eksekutif bertemu legeslatif, maka insya Allah itu akan selesai. Kami DPR tidak pernah membatasi atau mempersempit ruang pengajuan anggaran dari eksekutif,” kata Rafiq.
Namun demikian, ia memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang tetap turun langsung ke titik-tik kekeringan menjangkau masyarakat yang terdampak.
“Kami akan membahas anggaran tanggal 8-26. Tapi sebelum masuk ke fase itu, tentu ada koordinasi dulu, anggaran yang tersedia seperti apa. Dan untuk berikutnya harus kita bicarakan,” ujar Rafiq.
Menurut BMKG kondisi kekeringan serupa juga diperkirakan akan melanda Sumbawa tahun mendatang. Sehingga pemerintah perlu melakukan antisipasi, termasuk soal anggaran.
“Walaupun tidak ada prediksi dari BMKG pun, kita harus siap. Kita jangan berhitung baik, tapi berhitung jelek. Misalnya BMKG mengatakan tidak ada kekeringan tahun depan, kita jangan percaya BMKG, artinya kita harus siap dalam kondisi apapun, kita harus siap dengan anggaran. Ketika buruk, maka kita sudah pnya anggaran untuk kita distribusikan kepada masyarakat,” pungkasnya. (KS/aly)