Sumbawa Besar, kabarsumbawa.com – Tim dari Provinsi Papua yang terdiri dari dinas peternakan daerah setempat, mendatangi Sumbawa untuk mengawal langsung proses karantina dan pengiriman 520 ekor sapi Sumbawa. Pengiriman tersebut merupakan bentuk kerjasama Provinsi Papua dengan Kabupaten Sumbawa, untuk pemenuhan pupulasi ternak di papua.
“Pemerintah Papua lihat ada populasi di Sumbawa, dan kualitasnya tidak kalah dari daerah lain. Akhirnya pemerintah kerjasama untuk penambahan populasi di Papua. Betina 470 ekor dan jantan 50 ekor,” kata drh. Nersonwenda, Tim Selektor sekaligus utusan DInas Peternakan Provinsi Papua, kepada wartawan di Karantina Badas, Selasa (05/12).
Diceritakan, beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua telah memiliki populasi sapi dan beberapa lainnya belum beternak sapi. Sedangkan sapi yang didatangkan dari Kabupaten Sumbawa merupakan tambahan untuk populasi yang telah ada.
“Datang ambil Ini bukan untuk mengisi daerah yang belum ada atau pemula. Ini untuk tambahan populasi disana. Khusus sapi bali murni cocok di Papua,” jelasnya.
Sapi Sumbawa, telah dinyatakan lulus survey kriteria yang ditetapkan sebagai sapi bali murni, antara lain kaki putih, ekor tidak putih. Selain itu juga musti memenuhi kriteria teknis seperti tidak mengidap katarak dan penyakit berbahaya lainnya. “Setelah kita lakukan seleksi ada spek teknis. Pemeriksaan antraks dan parasit darah negatif dari hasil pemeriksaan lab di Karantina. Sudah penuhi syarat itu baru kita bawa ke papua.” Ujarnya, yang datang bersama satu tenaga teknis staf dinas peternakan dan dua dokter hewan Provinsi Papua.
Ia berharap, agar kerjasama antara Kabupaten Sumbawa dengan Pemerintah Provinsi Papua dalam hal bibit sapi terus berlanjut. “Kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu kami. Termasuk Pemda Sumbawa, Karantina dan lainnya. Peternak sumbawa juga kami harapkan agar tetap menjaga kualitas ternak yang sudah ada,” katanya.
H.Sabri, Salah seorang pendamping dari Papua kelahiran Sumbawa mengatakan, sapi Sumbawa dipilih Pemerintah Provinsi Papua berdasarkan proses seleksi dan survey. Meski sebelumnya Pemda Papua memilih sapi dari daerah lain seperti Pare-Pare, Sulawesi.
“Waktu jayapura ingin mendakan sapi bibit, awalnya ingin dari pare-pare sulsel. Tapi saya mengusulkan untuk mengambil Sumbawa. saya bilang sapi dari tanah sumbawa bibitnya juga unggul tidak kalah dari daerah lain. Kemudian mereka datang survey dan kenyataannya benar, jadi mereka memilih dari sumbawa,” jelasnya.
Abdul Salam,SP., Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasioan, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar mengatakan, 520 ekor sapi tersebut akan melalui berbagai proses selama berada di karantian Sumbawa selama 7 hari. Antara lain, pemeriksaan, penolakan, pengasingan, pengawasan, penahanan, perlakuan, pemusnahan dan pembebasan.
“Itu bagian dari 8 P. Sekarang ini yang sedang kami lakukan Ini ambil sampel dalah, bibit keluar itu harus lulus itu. Termasuk bebas antraks dan penyakit lainnya. Setelah semua proses ini selesai selama tujuh hari, dan hasil labnya semua penyakit negative baru bisa dikirim,” jelasnya.
Salah seorang Pengusaha, Kevin Reza mengaku, selama selama melakukan pengirima ternak ke luar pulau, proses karantina hewan yang dilakukan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa, sangat efesien dan efektif. “Selama beberapa kali lakukan pengiriman ternak ke luar pualau, efektif dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, dan itu sesuai dengan apa yang kami harapkan dan puas dengan pelayanan karantian,” jelasnya. (ks/adm)