
Ketua Persatuan Kerapan Kerbau Sumbawa
Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa—Barapan Kebo merupakan salah satu agenda kegiatan Festival Moyo (Fesmo) yang setiap tahunnya dilaksanakan. Untuk Tahun kelima kegiatan Fesmo ini, Barapan Kebo dilaksanakan di Kecamatan Uthan, tepatnya di Uma Stukal Desa Tengah Kecamatan Uthan.
Ketua Persatuan Kerapan Kerbau Sumbawa, H Ilham Mustami, S.Ag kepada Kabar Sumbawa, Rabu (5/10/2016) mengatakan, pelaksanaan Kerapan Kerbau (Barapan Kebo) sengaja dilaksanakan berpindah-pindah. Kenapa penyelenggaraan Barapan Kerbau tersebut dipindah-pindah, hal ini dilakukan untuk mensosialisasikan Barapan Kebo ke seluruh wilayah di Kabupaten Sumbawa dan mengggugah minat serta semangat masyarakat untuk mencintai karapan kerbau, karena upaya itu bukan hanya sekedar pelestarian budaya, namun menjadi salah satu nilai tambah bagi kerbau. Sehingga masyarakat masih mau memelihara kerbau.
“Ini pertimbangannya kenapa pelaksanaan kerapan kerbau berpindah-pindah, ini bertujuan untuk membangkitkan lagi kecintaan terhadap barapan kerbau, dulu selalu semarak namun akhir-akhir ini menurun, sehingga perlu kita gugah lagi,” ujar H Ilham.
Barapan Kebo dalam kegiatan Fesmo pertama dilaksanakan di wilayah Utara yakni di Desa Brare Kecamatan Moyo Hilir, kemudian pada Fesmo kedua Barapan Kebo dilaksanakan di Wilayah Selatan tepatnya di Desa Pungka Kecamatan Sumbawa, Kemudian di Wilayah Timur dilaksanakan di Maronge pada Fesmo dan Fesmo tahun ini dilaksanakan di Wilayah Barat tepatnya di Uthan.
Pertimbangannya, kata Ilham karena masyarakat dari Kecamatan Rhee hingga Alas Barat yang paling intens adalah di Kecamatan Uthan. Secara kebetulan saja merupakan daerah kelahiran bupati, sehingga diharapkan lebih bagus dan lebih sukses.
Ide dan gagasan dilihnya Kecamatan Uthan untuk kegiatan Barapan Kebi tahun ini, benar-benar muncul dari Persatuan Berapan Kerbau Samawa dan telah disetujui bupati. Tahun ke empat renacananya akan pindah lagi ke utara, untuk memudahkan pembagian zona.
“Tidak menutup kemungkinan Barapan Kebo dapat dijadikan tujuan wisata keluarga, meski kondisi saat ini kesulitan untuk menjualnya terutama wisatawan lokal, karena identik dengan kotor dan lumpur, namun ke depan akan rencananya akan membuat arena permanen untuk menuju wisata kelaurga yang diselenggarakan pada setiap hari libur, ini yang sedang kita perjuangkan,” tandas Ilham. (KS/001)