Sumbawa Besar, Gemuruh suara rantok di Taman Kerato, Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa menandai pembukaan Festival Moyo 2015. Pemukul tempat tumbukan padi tradisional “Rantok” berasal dari 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa. Ikut bersama 192 pemukul rantok ini adalah Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, Danrem 162 Wirabhakti, Bupati Sumbawa, Wakil Bupati, Sekda dan sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Pemukulan rantok atau atraksi ‘Baguntung Rame’ ini, dilanjutkan dengan Tari Massal “Sakede” dan Pawai Budaya yang diikuti kontingen dari semua kecamatan. Dalam pawai budaya ini semua kontingen kecamatan menampilkan adat dan budaya Samawa mulai dari Perkawinan, Biso Tian, Gunting Bulu, dan Ngayang. Beberapa kontingen dari luar daerah ikut memeriahkan Pawai Budaya tersebut. Yakni kontingen dari Lombok Timur, Dompu dan KSB. Kehadiran kontingen ini diapresiasi Bupati Sumbawa dan unsur Muspida yang langsung bangkit dari duduknya untuk memberikan ucapan selamat datang kepada ketua kontingen.
Sekda Sumbawa, Drs H Rasyidi selaku Ketua Umum Festival Moyo 2015, melaporkan bahwa Festival Moyo dilaksanakan sebagai tindaklanjut Program Visit Lombok Sumbawa yang merupakan Program Pemerintah Provinsi NTB dan bagian dari rangkaian kegiatan “Go Sumbawa, Sumbawa The Essence of Paradise. Salah satu kegiatan dalam Go Sumbawa adalah Festival Moyo yang pada Tahun 2015 sudah yang keempat kalinya. Pada Festival Moyo kali ini, telah diagendakan event-event prestisius yang berskala nasional dan internasional yang tentunya diharapkan akan mampu menarik sebanyak mungkin peserta dan wisatawan. Diakui Haji Rasyidi, nama Pulau Moyo dijadikan konsep “Brand” promosi pariwisata Kabupaten Sumbawa yang memiliki eksotisme tinggi karena keindahan alamnya telah sangat dikenal di dunia internasional. Event ini juga dimaksudkan untuk membentuk citra positif pariwisata Sumbawa saat ini dan di masa-masa mendatang.
Dalam kesempatan itu, Haji Rasyidi berharap Festival Moyo 2015 dijadikan event nasional dan internasional dalam nuansa budaya Sumbawa dengan konsep lokasi menyatu dengan alam. Peserta yang mengikuti event ini di antaranya industry pariwisata, industri kecil, BUMN/BUMD, pemodal dan investor, serta pemerintah kabupaten/kota di NTB dan luar NTB.
Sementara itu, Menteri Pariwisata melalui Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti berharap Festival Moyo ini dapat dijadikan kalender event dan pihaknya akan memberikan dukungan. Menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat terutama dalam mendorong peningkatan ekonomi melalui promosi wisata dan budaya sehingga menjadi daya tarik wisatawan. “Semua harus bersinergi. Ajak semua pihak termasuk media untuk mengangkat destinasi wisata Sumbawa. Tentunya masyarakat juga harus memberikan dukungan penuh dengan terus menjaga dan meletarikan sekaligus memanfaatkan budaya dan wisata ini,”
Untuk diketahui, Festival Moyo 2015 terdiri dari 18 event yang sebagian besar terpusat di Lapangan Kerato, Taman Pahlawan, Taman Mangga (kota), Saliperate, dan Pulau Moyo, di samping Kecamatan Maronge untuk Barapan Kebo, Moyo Hilir untuk Main Jaran dan