Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, terus berupaya mencegah penyebaran Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies. Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) hingga kini terus bertambah. Data pada akhir Juli 2024 sebanyak 504 kasus.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, Junaidi saat ditemui Kamis (1/8/2024) menjelaskan, gigitan terbanyak HPR ada di tiga kecamatan yaitu Lunyuk, Alas Barat dan Moyo Hilir.
“Khusus di wilayah tiga itu, kita jadikan skala prioritas yang pertama untuk vaksinasi HPR sekaligus eliminasi bagi HPR yang tidak bertuan,” jelasnya.
Selain memiliki angka gigitan terbanyak sambungnya, pada tiga kecamatan itu ada 3 orang meninggal dunia karena gigitan HPR. Dari data gigitan HPR sambung Junaidi, 35 diantaranya dinyatakan positif rabies dan satu negatif.
Disebutkan, selain adanya korban jiwa di tiga wilayah tersebut terlebih rata-rata HPR nya positif rabies berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Sehingga HPR yang tidak terjangkau untuk dilakukan vaksinasi dilakukan eliminasi.
“Kita akan eliminasi terhadap HPR yang tidak bertuan (liar), hal itu perlu kita lakukan untuk mencegah tambahan kasus meninggal dunia akibat gigitan HPR,” sebutnya.
Terkait vaksin, Junaidi mengungkapkan, saat ini jumlah yang tersedia sebanyak 17 ribu dosis. Sebab, pihaknya mendapatkan bantuan vaksin oleh Menteri Pertanian sebanyak lima ribu dosis pada Februari 2024 lalu. Pihaknya juga sudah melakukan pengadaan vaksin sebanyak 12 ribu dosis.
Dengan jumlah vaksin ini, diharapkan bisa mencakup hingga 70 persen jumlah keseluruhan HPR di Kabupaten Sumbawa. “Kalau sukses semuanya, Insya Allah 70 persen HPR bisa tervaksinasi. Kami harapkan dukungan semua pihak, termasuk pemilik HPR,” imbuhnya.
Menurut Junaidi, pihaknya tidak melarang masyarakat untuk memelihara HPR. Namun, diharapkan para pemilik HPR bisa memvaksin peliharaannya. Mengingat, saat ini Kabupaten Sumbawa masih KLB rabies.
Apabila HPR liar dan dicurigai tertular rabies, terang Junaidi, maka akan dilakukan eliminasi. Meski demikian, eliminasi ini merupakan upaya terakhir yang dilakukan dalam pencegahan rabies.
“Karena itu, kami dorong untuk dilakukan vaksinasi. Eliminasi adalah langkah terakhir,” pungkasnya. (KS)