“Unsa Bekerja Sama dengan Kemenko PMK Ri dan FRI”
Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Pendidikan di era digital saat ini sangatlah pesat, kemajuan dalam bidang teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, anak-anak usia sekolah dasar juga sudah bisa menikmati dari hasil perkembangan teknologi saat ini. Teknologi banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, sebagai sarana dan prasarana interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Perkembangan teknologi saat ini mempunyai dampak positif dan damapak negatif, sebaiknya dampak positif lebih dominan dimanfaatkan oleh pengguna teknologi. Munculnya banyak kasus yang destruktif dalam konteks kebangsaan, misalnya terjadinya sentimen antar etnis, perselisihan antar suku, kasus-kasus narkoba, tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, begal di mana-mana, kasus Bullying, menunjukkan karakter kebangsaan yang lemah. Pembentukan karakter sedari dini akan menumbuhkan budaya karakter bangsa yang baik dan kunci utama dalam membangun bangsa.
Universitas Samawa, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), Forum Rektor Indonesia (FRI) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, dan Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Penguatan Karakter Siswa dan Mahasiswa di Era Digital, pada 25 Agustus 2023, di Auditorium Universitas Samawa.
Rangkaian kegiatan yang berlangsung satu hari, sejak pagi hingga siang hari ini dimoderatori oleh Syarif Fitrianto,M.Pd dari LPPM Unsa dan dihadiri oleh siswa perwakilan dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Pondok Pesantren Darul Ikhlas, Pondok Pesantren Modern At-Tauhid dan mahasiswa UNSA berjumlah 500 orang di Kabupaten Sumbawa dengan menghadirkan narasumber pada kegiatan yaitu narasumber pertama, Sudarli, S.Pt., M.Si, selaku Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dengan materi Penguatan karakter individu di era digital; narasumber kedua,yaitu Dr.Suharli,M.Pd selaku dosen dari FKIP Unsa dan Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa dengan materi Pemahaman Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital; narasumber ketiga yaitu Dr. Syafruddin,SE.,MM. selaku Wakil Rektor III,dengan materi Pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi guna memperkuat Pancasila.
Sudarli, S.Pt., M.Si,dalam materinya menjelaskan bahwa “Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan karakter. Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan adalah pembinaan watak, (jujur, cerdas, peduli, tangguh), mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik, dapat mengubah kebiasaan senang tetapi jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik, seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan yang baik, dan kemampuan daya dorong dari dalam kelar untuk menampilkan perilaku terpuji”.
Dr.Suharli,M.Pd, dalam materinya bahwa “Budaya dalam bermedia digital saat ini mengalami berbagai tantangan, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya nilai kesopanan dan kesantunan, dan menghilangnya budaya Indonesia karena media digital menjadi panggung budaya asing. Partisipasi dan kolaborasi aktif di dunia digital perlu menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.Pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang tak boleh dilupakan dalam kehidupan bermedia digital antara lain terwujud dalam tiap sila. Dampak rendahnya pemahaman atas nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika ini dapat dilihat dari tidak mampunya memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, atau provokasi yang mengarah pada perpecahan di ruang digital. Menjadi warga digital yang pancasilais dapat dilakukan dengan berpikir kritis, gotong royong berkolaborasi kampanye literasi digital”.
Dr. Syafruddin,SE.,MM, dalam materinya menerangkan perkembangan teknologi digital mengalami peningkatan yang sangat pesat dan tidak dapat dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tantangan bagi Pancasila adalah bagaimana menghadapi pengaruh-pengaruh tersebut dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara yang tidak terpengaruh oleh ideologi asing. “Di era digital ini penerapan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan yang sangat berat munculnya budaya asing yang menggeser budaya di indonesia. Sebagai siswa dan mahasiswa harus dapat menjaga diri di ruang digital, jangan curhatan pribadi yang sifatnya privat namun diungkap di ruang publik melalui media sosial. Jika memanfaatkan ruang digital,harus membawa prinsip-prinsip luhur (positif), yaitu nilai : Integritas-Etos Kerja-Gotong Royong dengan menggali kearifan lokal dapat membuat generasi muda menjadi konten kreator yang terkenal”, sembari menyemangati anak muda dan pelajar yang hadir.
Dr. Ieke Wulan Ayu,STP., M.Si selaku Ketua Pelaksana GNRM Universitas Samawa pada Pendidikan Penguatan Karakter Siswa dan Mahasiswa di Era Digital adalah salah satu kegiatan dalam Membangun Literasi Digital Ethic Upaya Mewujudkan Budaya Masyarakat Digital yang Santun dan Beradab, dan kegiatan ini sepenuhnya kegiatan ini didukung oleh Kemenko PMK bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia dan Perguruan Tinggi di Indonesia,dan Universitas Samawa, merupakan salah satu universitas yang mendapatkan kesempatan dalam membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan, dan meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan dukungan pelibatan publik agar anak-anak tidak terkena dampak negatif dari tekologi digital. (KS)