Tumpukan Sampah di Jalanan Raya lebih indah dari Pernak- Pernik Sumbawa

Date:

Oleh : Andriansyah – Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNSA

Sumbawa sangat kemilau dengan pernak- pernik pada ruang sentralisasi hari ini. Akan tetapi, tidak luput juga dengan sampah yang bertumpuk setiap malam yang dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat dan pencemaran lingkungan di pinggiran Jalan Raya Yos Sudarso Sumbawa- Besar samping Fakultas Hukum Universitas Samawa.

Masyarakat Sumbawa sangat hebat dan cerdas dalam hal memberikan pesan visual kepada pengguna jalan.

Hal ini, perlu menjadi tinjauan yang lebih reaktif dan solutif dari berbagai macam perspektif ilmiah dari mahasiswa untuk di konklusikan.

Di satu sisi, Kabupaten Sumbawa dengan 67 tahun merayakan hari jadi sebagai kabupaten yang memiliki otonomi daerah. Setidaknya transfusi kesejahteraan sosial itu sudah bersifat horizontal secara kompeherensif karena dengan otonomi daerah selalu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Namun hal itu, masih menjadi teka- teki dan tanda tanya.

Oleh karena itu, yang menjadi pertanyaan; Sumbawa ini milik siapa? Dan apakah masyarakat Sumbawa sudah sejahtera?

Jika benar, Sumbawa ini milik rakyat maka secara otomatis kesejahteraan sosial terkaper secara linear. Coba di tarik dari sisi kondisi geografis masyarakat Sumbawa yang bertopografi berbeda sehingga hal ini menandakan bahwa masih ada bagian- bagian yang belum rampung dan semestinya segera dirampungkan untuk mencapai klimaks dari kesejahteraan dari otonomi daerah itu sendiri.

Mungkin, kaset lama masih menjadi putaran klasik yang bersifat Inkremental dalam sebuah sistem birokrasi. Jika benar maka akan terjadi sebuah proses pendistorsian yang berkepanjangan bagi masyarakat secara holistik.

Karena esensi dari kebijakan berorientasi pada kebutuhan primer rakyat yang sesungguhnya. Namun, jika tidak maka Sumbawa milik para kelompok oligarki di lingkaran politik kebijakan pemerintah. Hal ini, bukan tantangan yang besar. Namun, menyakitkan bagi masyarakat Sumbawa yang masih belum menikmati kesejahteraan sosial yang sesungguhnya.

Dalam artian, hal ini menjadi perangsang yang bersifat korelatif terhadap kondisi Sumbawa untuk dituntut bertransformasi dari segalah hal.

Transformasi yang dimaksudkan ada dua macam yaitu transformasi perubahan lingkungan dan pengelolaan perubahan.

Berbicara pada perubahan lingkungan secara terminologi selalu berkaitan dengan perubahan pola berpikir atau pisau analisis pikiran yang tetap berimplikasi pada mahasiswa, pemuda, masyarakat, dan organisasi pada umumnya.

Sedangkan transformasi yang kedua adalah pengelolaan perubahan. Pada dasarnya pasti berujung pada sebuah tawaran akhir untuk mencapai sebuah perubahan bisa saja bersifat tematik atau mimbar bebas jalanan sebagai tahapan dari langkah- langkah untuk melakukan transformasi pengelolaan perubahan itu sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Populer

More like this
Related

TGB PILIH SAUDARA ATAU SAHABAT?

(Masa Nggak Paham!) Oleh : Muallif Majhul Memang seni politik itu...

A gift for NTB

Oleh Husaini Ahmad (Awardee Beasiswa NTB) Apa yang kira –...

SMP Negeri 3 Sumbawa Dalam Sketsa Jiwa Kami

Oleh : Rosidah Resyad,SPd .M.M.nov Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com - Menelusuri...

KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MERUBAH CARA BERPIKIR GENERASI MUDA

Oleh : Ahmad Jasum - Mahasiswa Manajemen Inovasi Pascasarjana Universitas...