Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kabupaten Sumbawa, Achmad Fachry selesaikan reses di Dua titik.
Reses pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 08 Februari di lingkungan Perumahan Baiti Jannatih, Kelurahan Samapui. Disini, sejumlah aspirasi mengemuka diantaranya, kurangnya ketersediaan air minum dari PDAM, perbaikan jalan, serta pemasangan lampu jalan.
Kemudian di lokasi kedua dilaksanakan pada Selasa (09/02/2021) malam di Kelurahan Brang Bara. Kegiatan yang terpusat di RW 04 ini menerapkan protokol Covid-19.
Adapun aspirasi yang terkemuka di lokasi ini diantaranya, pengadaan terop, kursi dan sarana pemandian jenazah. Kemudian, paving blok halaman dan pemasangan plafon PVC masjid Agung Nurul Huda.
Selanjutnya, normalisasi dan pemasangan talud sungai Brang Bara. Kemudian penyediaan lepangan kerja, pelatihan skil remaja, bantuan permodalan usaha micro serta pemberantasan rentenir.
Terhadap sejumlah aspirasi tersebut, ditemui Kabarsumbawa.com usai kegiatan di Brang Bara, Seretaris DPD PAN Sumbawa ini mengatakan, semua aspirasi ini akan input ke dalam sitem SIPD. Waktu penginputan paling lama tanggal 15 Februari mendatang.
Selian itu juga kata dia, akan disampaikan kepada Pemerintah Daerah dalam sindang paripurna hasil reses sebagai pandangan umum Fraksi.
“Sudah saya catat. Usulan yang tidak bisa terakomodir ke dalam Pokok Pikiran (Pokir) akan saya kawal dan sampaikan ini sebagai pandangan Fraksi,” ungkapnya.
Terhadap beberapa permintaan masyarakat, dirinya langsung memberikan jawaban. Seperti permintaan terop, kursi dan sarana pemandian jenazah.
“Kursi, terok, pemandian jenazah akan saya berikan untuk RW 04 Kelurahan Brang Bara ini. 4 terop, 200 kursi di tahun 2022. Sementara pemandian jenazah nanti melalui sumbangan pribadi saya,” ungkapnya.
Kemudian terhadap permintaan lainnya, seperti normalisasi sungai dan pemasangan talud. Ia menegaskan bahwa dirinya bersama semua anggota DPRD Sumawa Dapil 1 sepakat bahwa normalisasi sungai kota Sumbawa satu paket dengan pemasangan talud adalah harga mati.
“saya akan berupaya semaksimal mungkin. Karena dampak banjir ini sangat dirasakan oleh masyarakat 5 kelurahan yang sepanjang sungai di kota Sumbawa. Bersama dengan anggota DPRD Sumbawa dapil 1, kami sepakat normalisasi sungai satu paket dengan talud adalah harga mati,” pungkasnya. (KS/aly)