Nama : ARIE SATRIA NEGARA
Nim : 859135914
Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Virus Corona sudah beberapa bulan berlalu, tetapi ia belum kunjung hilang dari kehidupan kita. Virus corona (covid-19) itu adalah suatu wabah yang dapat menyebar melalui penularan mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan dan katanya bisa merengut nyawa. Dimulai dari Kota Wuhan China kemudian menyebar kenegara lain termasuk Indonesia.kita masyarakat tidak mengerti tentang praturan yang di buat pemerintah seolah olah masyarakat di buat goblok apalagi dengan seribu aturan yang di buat seolah olah penyakit ini timbul dan tenggelam seperti jamur di musim hujan.
Di sebagian Negara berpacu memerangi wabah ini untuk menyelamatkan warga negaranya masing-masing.Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara dan kebijakan agar dapat mengurangi penyebaran covid-19 atau lebih dikenal dengan nama Virus Corona.lucu geli seakan mengelitik perut dengan cara pemerintah memeranginya yang katanya virus mematikan di dunia ini yang sampai saat ini obatnya belum di temukan..banyak sekali contoh yang tidak masuk akal, salah satu contoh yang menyayat hati yaitu tentang larangan untuk tidak beribadah di masjid sementara pasar tempat bertemunya seluruh manusia dari segala penjuru di biarkan buka,inilah cerita negeriku.
Kebijakan dari segi kesehatan, sosial dan ekonomi,termasuk di bidang pendidikan menjadi sasaran utama kebijakan. Setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tentunya menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat. Dimana, setiap kebutuhan dimulai dari kebutuhan sosial, ekonomi dan pendidikan harus menyesuaikan dengan keadaan sekarang ini.yang paling memilukan tentang pendidikan yang hingga hari artikel ini saya tulis kami belum bisa bertatap muka dengan anak didik kami,satu lagi tentang nasib kami guru Honorer yang selama covid ini bagai gunung yang tandus.
Akibat dari dampak Virus Corona, Pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait Sosial distanching, PSBB, LOCKDOWN, mengakibatkan Keterbatasan anggota pekerja yang menimbulkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan (PHK)
Pendidikan harus berjalan dalam kondisi apapun. Termasuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dialihkan dirumah. Sekolah dirumahkan (online) sistem pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang membuat anak-anak kebingunagan akibat tugas yang diberikan tanpa penjelasan guru.
Sarana dan prasarana tentu menjadi aspek utama dalam pembelajaran jarak jauh ini, perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi telah menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak menutup kemungkinan timbul beberapa masalah dalam berlansungnya proses pembelajaran.
Masalah seperti biaya untuk membeli android, keterbatasan akses jaringan internet didaerah pelosok, karena tidak semua anak-anak murid tinggal didaerah yang banyak sinyal sehingganya mereka harus naik bukit, turun lembah untuk mencari dimana kekuatan sinyal yang kuat belum lagi pengawasan guru terhadap anak.
Peran guru, orang tua dan masyarakat sangat diperlukan untuk menunjang anak belajar dirumah. Pembelajaran jarak jauh menuntut orang tua untuk memonitoring anak-anaknya dalam proses pembelajraran dirumah. Kemudian aspek penting lainnya yaitu keratifitas guru juga sangat dibutuhkan disamping itu, guru harus melek terhadap perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi karena jika tidak anak-anak murid akan begitu mudah mengelabui gurunya sehingga tidak tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Setiap anak tentunya memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, gaya belajar merupakan kecenderungan dalam proses informasi untuk mencapai pembelajaran yang maksimal ada tiga gaya belajar anak yaitu audio (mendengarkan), visual (penglihatan) dan kinestetik (bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dalam hal ini jika pembelajaran dilakukan secara tatap muka tentu mudah bagi guru untuk memahami setiap karakter anak dan sianak mudah memahami pelajaran, Karena setiap anak dilahirkan dalam kondisi berbeda-beda bahkan anak yang kembar sekalipun memiliki bakat dan keahlian yang berbeda pula.
Sedangkan dimasa saat ini guru dituntut kreatif dimana guru mampu jeli dan cekatan melihat karakter anak dalam forum diskusi dan memberikan konsep yang sederhana agar mudah dimengerti setiap pembelajaran yang dimiliki anak agar anak bisa belajar dengan lebih efektif.
Belum lagi guru yang gagap teknologi (GAPTEK) terpaksa guru hanya memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah agar siswa tidak menganggur. Ditambah lagi orang tua yang hanya mengandalkan pihak eksternal dalam proses belajar. Dan orang tua tentunya tidak bisa memantau anaknya selama pembelajaran dirumah, orang tua juga harus mencari nafkah untuk keluarga untuk kebutuhan sehari-hari dan akhirnya membiarkan anak-anaknya belajar sendiri atau bahkan bermain.
Oleh karena itu banyak pihak/lembaga yang melakukan seminar, pelatihan online serta panduan petunjuk teknis dalam pembelajaran jarak jauh dari Kemendikbud. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar mengikuti perkembangan zaman.
Jika berbicara tentang lingkup pendidikan di Indonesia tentunya tidak ada kesempurnaan atau pribahasa yang menyebutkan tidak ada gading yang tak retak maupun dalam kondisi baik-baik saja pendidikan akan selalu menemui kekurangan, karena perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang semakin pesat mengakibatkan tuntutan terhadap proses pendidikan itu sendiri semakin besar dan persaingan yang semakin kuat, apalagi di masa pandemi covid-19 ini yang membuat semuanya serba terbatas.
Sebagai seorang guru tentunya harus paham dan mampu menyesuaikan diri dengan realitas yang ada. Mereka dihadapkan pada tantangan besar dalam mendidik anak dimana harus mampu membaca karakter setiap anak dalam forum pembelajaran online.Mereka saling terhubung karena media sosial dan dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang mampu meningkatkan pengetahuan anak.
Kondisi seperti ini memang tidak ditemui atau belum terfikirkan akan terjadi, namun sebagai guru tentu harus siap dan mampu memberikan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran.
Pada saat ini tantangan besar seorang guru yaitu menghadapi anak murid yang sudah mulai jenuh dengan tugas yang diberikan. Setiap guru memberikan tugas kepada anak, terlebih lagi jumlah mata pelajaran yang begitu banyak sehingga anak dituntut untuk memahami semua materi yang diberikan.
Karena banyaknya tugas yang diberikan agar setiap kompetensi dasar pembelajaran tercapai sehingga lupa dengan kata mendidik yang seharusnya juga menjadi poin penting dalam proses pembelajaran.
Jika kita bahas tentang pendidikan formal tentunya bukan SMA saja melainkan juga ada SD sederajat dan SMP sederajat di setiap Kabupaten/Kota yang mana setiap daerah memiliki kebijakan khususnya dalam menanggulangi krisis pendidikan yang terjadi.
Dalam melanjutkan pendidikan dimasa pandemi kebijakan yang dilakukan secara umum oleh pihak sekolah, menjemput dan mengantarkan tugas ke sekolah. Mereka diberikan tugas untuk belajar dirumah kemudian dikembalikan seminggu atau dengan waktu yang telah disepakati antara guru dan murid, karena tentunya hal ini menimbulkan kepusingan dan keluhan bagi anak yang diberikan tugas tanpa penjelasan, hal ini juga terjadi di SD datang menjemput tugas lalu pulang bagi mereka itu bukanlah sekolah, sekolah dalam pemikiran mereka adalah berpakaian seragam sekolah dan belajar didalam kelas.
Sedangkan anak-anak pada tahap ini sangat butuh perkembangan intelektual dan emosional tapi yang mereka dapatkan hanyalah tugas yang membuat mereka merasa jenuh dan akhirnya memilih bermain dengan teman sebayanya. Keadaan seperti ini tidak bisa dihindarkan, kontribusi orang tua sangat dibutuhkan dalam mengawasi anak dalam proses belajar dirumah.
Oleh karena itu,menjaga mutu pendidikan menjadi tantangan nyata ditengah terus bertambahnya pasien positif corona. Proses belajar dan mengajar harus tetap dilangsungkan meskipun terdapat banyak kendala yang harus dihadapi oleh murid, guru dan orang tua.
Walaupun begitu saya bersama rekan rekan guru tidak boleh menyerah dengan keadaan saat ini dan membiarkan kualitas pendidikan nasional menurun. Seluruh stakeholders pendidikan harus ikut membantu mencari solusi serta mengantisipasi potensi persoalan tersebut terjadi. (KS)
Artikel di atas diterbitkan untuk memenuhi tugas kuliah oleh penulis.