Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Sejak bulan Mei lalu, musim kemarau telah melanda wilayah Sumbawa dan sekitarnya. Diperkirakan, puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juli mendatang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumbawa, Endriyono SP., ditemui, Selasa (25/06/2019) di Sumbawa, mengatakan, berdasarkan aktualnya suhu dingin yang dirasa pada malam hari beberapa pekan belakangan ini menunjukan akan memasuki puncak musim kemarau.
Menurutnya, puncak musim kemarau pada tahun ini sedikit maju dibandingkan tahun-tahun sebulumnya, dimana sebelumnya puncak kemarau tejadi pada bulan Agustus.
“Kemungkinan puncak musim kemarau suhu dingin ini terjadi bulan Juli, karena tanda-tandanya sudah muncul, misalnya malam hari begitu dinging dari biasanya artinya sudah maju untuk puncak musim kemarau,” ujarnya.
Dengan majunya musim kemarau, berdampak pada musim penghujan. Dimana biasanya musim penghujan yang terjadi pada akhir November atau awal Desember, di tahun 2019 diprediksi akan terjadi lebih cepat.
“bisa antara bulan agustus dan september karena kemaraunya juga maju puncak musim kemarau sudah kelihatan karena sudah kelihatan disini dingin biasanya suhu ini terjadi bulan juli,” terangnya.
Pada musim kemarau kali ini tambahnya, juga akan berdampak kekeringan, namun dapak kekeringannya tidak terlalu mengkhawatirkan. “Di tahun ini tidak terlalu mengkawatirkan, mumpung ini musim kemarau semua yang berhubungan dengan kejadian tahun kemarin misalnya banjir itu karena sungainya belum di keruk maka itu yang perlu dilaksanakan di musim kemarau. Perlu diingat bencana itu datangnya kalau sumbawa itu bencananya banjir karena sungai yang meluap jadi di musim kemarau ini kesempatan untuk melaksanakan proyeknya. Kalau untuk kekeringan tidak lama dan masih bisa di atasi,” tambahnya. (KS/aly)