Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumbawa, mengajak seluruh masyarakat untuk menghargai proses pemilu daimai yang saat ini sedang berlangsung di Kabupaten Sumbawa.
MUI juga mengapresiasi masyarakat atas berlangsungnya pelaksanaan pemilu di Kabupaten Sumbawa, yang berlangsung aman dan lancar. Serta mengajak seluruh masyatakat untuk mengawal segala prosesnya hingga penetapan calon terpilih nantinya.
“Itulah fungsi, mengapa ada rekapitulasi berjenjang, pemungutan dan penghitungan suara di tingkat PPS, kemudian rekapitulasi di tingkat PPK, sampai Kabupaten, Provinsi hingga pusat. Kita berharap kepada masyarakat untuk mengawal. Saksi dan partai politik mengawal ini untuk memastikan kerja penyelenggara tidak ada yang melenceng,” ujar Syukri Rahmat, S.Ag Katua MUI Kabupaten Sumbawa. Sabtu (04/05/2019) di Sumbawa.
Ia mengingatkan masyarakat untuk sabar menunggu hasil resmi dari penyelenggara pemilu yakni KPU. Artinya tidak perlu hasil Quick Count dari berbagai lembaga survei maupun Quick Caount di situs situng KPU, sebab yang menjadi acuan nantinya adalah penghitungan manual oleh KPU.
“Jadi stop kita saling menghujat karena quick count. tidak perlu muncul emosional yang berlebihan antar kita. Mungkin kita menyesali banyak persoalan yang muncul di QC KPU misalnya ada kekeliruan input, sehingga bahkan menjurus pada tuduh menuduh yang berbau kecurangan. Kami sebagai mantan penyelenggara, bahwa hasil yang dipakai, adalah hasil penghitungan manual. Kita boleh Tidak percaya dengan hasil QC, silahkan kesampingkan itu. Tapi kita tidak boleh kesampingkan hasil real yang sedang berproses ini. Jangan karena kita berbeda pilihan, lantas kita saling caci maki. Ini tidak boleh,” terangnya.
Lanjut Syukri, jika ada hal-hal atau kemungkinan ada dugaan pelanggaran selama prosesnya, maka UU memberikan ruang. Jika dianggap melanggar kode etik, maka masyarakat dan siapapun bisa menempuh prosedur hukum dengan melapor keberatan mereka ke Dewan Kehormatan penyelenggara Pemilu (DKPP). Sekiranya jika itu menyangkut pidana, maka otomatis, ada pihak kepolisian termasuk melalui Bawaslu itu sendiri jika KPU sebagai penyelenggara teknis melanggar.
“Itulah kita berharap, khusus di Kabupaten Sumbawa, kondisi aman kondusif ini tetap kita jaga secara bersama-sama. Tapi MUI tetap profesional. Kalau misalnya ada masalah yang sekiranya menyangkut masalah hukum, maka tempuh prosedur hukum. UU memberikan ruang untuk itu. Sehingga kita tidak perlu menempuh hal-hal yang diluar ketentuan aturan,” tambahnya.
Syukri menambahakn, beberapa hari lagi, umat muslim akan menyambut Bulan Suci Ramadhan. Bulan ini adalah bulan tempat mendidik diri, mengajar hati masing-masing. Sesuai apa yang diinginkan Allah, bahwa puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tapi semua dikendalikan, termasuk lisan.
Jika selama ini dan sampai hari ini, masih terbiasa menghina bahkan mengkafirkan orang, maka melalui ibadah puasa, mari mengakhiri itu semua. Termasuk masalah politik ini. Apalagi penetapan calon terpilih nanti pada saat bulan puasa masih berlangsung.
“Saya yakin masyarakat Sumbawa sudah dewasa dalam berdemokrasi. Mari kita buktikan, bahwa Sumbawa adalah contoh berdemokrasi di Indonesia,” pungkasnya. (KS/aly)