Sumbawa besar, kabarsumbawa.com -Pembukaan Festival pranata adat dan budaya untuk perdamaian yang digelar pada Sabtu sore (30/3) di Lapangan Bola Desa Dete Kec. Lape Kab. Sumbawa ditandai dengan baguntung rame oleh Sekjen Kementerian Desa PDTT RI. Acara yang diawali dengan penampilan tari nguri siswa-siswi SDN 3 Lape tersebut turut dihadiri oleh, Dirjen Pengembangan Daerah Tertinggal, Wakil Bupati Sumbawa, Anggota Komisi V DPR RI, Dandim 1607 Sumbawa, anggota DPRD Kab. Sumbawa, Pimpinan OPD, Ketua LATS, Camat Lape beserta Forkopimca Kec. Lape, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda.
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya Negara di dunia memiliki keanekaragaman suku dan budaya, serta Sumber Daya Alam yang melimpah ruah. Indonesia adalah secuil tanah syurga yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini, untuk itu harus kita syukuri dan dipelihara serta dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, ucapnya.
Disampaikan, kegiatan ini merupakan ikhtiar pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta wujud keseriusan pemerintah dalam mendorong pembangunan yang berbasiskan adat istiadat dan kearifan lokal, yang diharapkan melalui kegiatan ini dapat mempererat rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah dalam sambutannya mengapresiasi dan menyambut positif pelaksanaan kegiatan festival budaya dalam rangka penguatan pranata adat untuk perdamaian desa ini. Sebab kegiatan ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar bersama untuk memberikan motivasi dan menggelorakan kembali semangat kebersamaan, semangat kegotong-royongan, semangat untuk perdamaian, agar tercipta kerukunan dan perdamaian, serta dapat melestarikan nilai-nilai budaya dan menjadi kohesi antar suku bangsa di dalam NKRI, khususnya dalam wilayah Kabupaten Sumbawa.
Disampaikan bahwa meningkatkan kohesi sosial masyarakat sama halnya dengan kita meminimalisir terjadinya konflik sosial dan gesekan horizontal. Terlebih menjelang Pileg dan Pilpres 2019 yang tinggal menghitung hari. “Kita merasakan bagaimana situasi sosial politik mulai terasa panas akhir-akhir ini. Kita juga menyaksikan di berbagai media sosial, nuansa politik yang saling mencerca pun sudah mulai terasa. Berita-berita hoaks seolah tak dapat terbendung. Begitu juga para pendukung masing-masing kandidat, cenderung melupakan sopan santun dan adab yang baik, sehingga saling menghujat satu sama lain. Kondisi ini tentunya berpotensi menimbulkan gesekan-gesekan horizontal yang dapat mengancam rasa aman dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat, pungkas Wabup.
Acara pentas seni dan budaya tersebut menampilkan sakeco, karaci, rapanca, dan sindar, serta turut dimeriahkan penampilan flobamora. (humas/kd/foto/ayu).