kabarsumbawa.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sumbawa, menghimbau masyarakat mewaspadai kebakaran dan kekeringan. Sedangkan hujan yang terjadi akhir-akhir ini hanya berpola sementara karena ada gangguan cuaca.
“Hujan yang terjadi disana-sini itu sifatnya sementara saja. Hanya beberapa minggu. Karena sedang ada gangguan cuaca,” kata Endriyono, Sp., Kepala Stasiun BMKG Sumbawa, di ruang kerjanya Senin (25/06).
Menurutnya, gangguan cuaca tersebut yakni terjadinya perbedaan tekanan udara yang cukup tinggi antara Asia dan Australia. Sehingga menyebabkan angin yang memicu gelombang tinggi dan hujan di beberapa daerah di Indonesia.
Dijelaskan, kecepatan angin didaratan termasuk Sumbawa reltif normal antara 10-15 knot, namun berbeda dilautan yang dapat menyebabkan tinggi gelombang 2 meter hingga 2,5 meter. Namun ketinggian gelombang tersebut belum termasuk kategori mengkhawatirkan, atau masih dapat dilakukan penyeberangan.
“Kita sekarang sudah memasuki musim kemarau. Ada sudah beberapa wilayah yang terancam kekeringan. Artinya sudah sudah sekitar 60 hari tidak ada hujan sama sekali ,” jelasnya.
Setelah terjadinya gangguan cuaca, maka akan kembali pada kondisi musim kemarau yang sesungguhnya. Dan diperkirakan merupakan puncak musim kemarau, dengan cuaca yang cukup ekstrim. “Malam akan dingin, dan siang akan sangat panas. Itu ciri-ciri normalnya,”ungkapnya.
Ia menghimbau, masyarakat mengatisipasi kebakaran pemukiman dan kebakaran lahan. Sebab, kebakaran lahan dapat disebabkan oleh gesekan-kesekan ranting dan rumput pada suhu tinggi. Selain itu, kekeringan juga patut diwaspadai, karena kemungkinan hujan relatif kecil setelah gangguan cuaca saat ini.
“Musim hujannya, sekitar November-Desember. Petani juga perlu menyesuikan dengan kondisi cuaca kita,” katanya.