Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Pemerintah Kabupaten Sumbawa ekspor jagung 30.000 ton ke Philipina melalui Pelabuhan Badas Sumbawa. Selasa (20/03/2018).Ekspor tersebut adalah kerjasama antar Pemda Sumbawa dengan PT. Seger dan merupakan ekspor pertama di tahun 2018.
Pelepasan ekspor jagung yang sekaligus dirangkaikan dengan penandatanganan prestasi pencanangan inovasi Gerakan Masyarakat Jagung integrasi Sapi (GEMAJIPI) tersebut dihadiri Kepala Badan ketahanan pangan Kementan RI, gubernur NTB Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, Pangdam IX Udayana, Wakapolda NTB, Kedis Pertanian NTB, Kadis Koperindak NTB, Pimpinan BNI Kanwail Bali-Nusra, Pimpinan BRI Bali-Nusra, serta Beberapa Kelompok Petani jagung.
Bupati Sumbawa, H M Husni Djibril, dalam sambutannya mengatakan perkembangan jagung 6 tahun terkahir di Sumbawa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan luas areal tanam seluas 35.462 HA pada tahun 2012, kini pada tahun 2017 berubah menjadi 97.204 HA. Dengan hasil produksi pada tahun 2012 sekitar 192.391 ton menjadi 621.405 ton di tahun 2017.
Dalam rangka mendorong peningkatan produsi jagung mencapai 1 juta ton serta penambahan areal tanam seluas 125.000 hingga 140.000 HA lanjutnya, pemerintah kabupaten Sumbawa telah melakukan berbagai upaya yang di tuangkan ke dalam APBD Kabupaten Sumbawa berupa program peningkatan sumber daya manusia, pengembangan sarana prasarana seperti pengembangan sumber air, pembinaan dan pendanaan bagi kesejahteraan petani dengan dicanangkat kredit tanpa bunga yang di sebut Krabat (Kredit Sahabat).
Sementara, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang – TGB), dalam sambutannya mengatakan hal tersebut merupakan salah satu komitmen pemerintah NTB khususnya Pemda Sumbawa dalam mendukung ketahanan pangan RI.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur menyampaikan terima kasih kepada para petani yang telah mensuksekan Swasembada pangan di NTB. Ia percaya hal ini bisa terjadi bukanlah kerja dari Pemerintah sendiri, melainkan kerja keras dari para petani salah satunya petani jagung.
“berkat kerja keras petani, produksi pada tahun 2017 mencapai 1 juta ton melebihi tahun sebelumnya. Tahun 2016 1,1 juta ton, meningkat pada tahun 2017 sebanyak 2,127 juta ton”, ujarnya.
Gubernur menegaskan kepada pemerintah untuk mengontrol harga beli jagung, agar petani semangat dalam menanam jagung. Tegasnya tugas pemerintah adalah memastikan pemanfaatan ekonomi semakin besar bagi para petani.
Gubernur berharap keuntungan dari jagung dapat dimanfaatkan oleh petani tidak hanya untuk kegiatan yang bersifat konsumtif saja melaikan untuk menabung, investasi, dan produksi. Sebab hal tersebut masih kurang disadari oleh masyarakat.
Selain itu Gubernur juga mengaharpakan agar dana hasil dari jagung juga di manfaatkan oleh bumdes untuk modal. Jika di uangkan ada sekitar 6,5 triliun dari hasil jagung setahun di NTB. Jika itu dapat digunakan oleh Bumdes maka akan memperkuat struktur ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang. (KS/aly)