Sumbawa Besar, kabarsumbawa.com – PDI-Perjuangan berharap agar Pemilihan Gubernur NTB mendatang dapat berlangsung dewasa dan cerdas, tanpa adanya, nuansa SARA. Disatu sisi masyarakat NTB juga sudah dewasa dan cerdas untuk tidak termakan dengan kampanye hitam dan nuansa SARA.
“Black campaign, SARA menunjukkan pribadi pemimpin yang tidak dewasa dan cerdas. Rakyat sudah dewasa dan mampu melihat itu,” kata L.Budi Suryata, SP., Dewan Penasehat DPC PDI-P Sumbawa, sekaligus ketua DPRD Sumbawa, kepada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dikatakan, konstalasi politik di NTB, dari tahun ke tahun menuju kedewasaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap para politisi yang menjadi kontestan maupun masyarakat sebagai pemilih. “Saya yakin se-yakin-yakinnya, eksekutif dan legsilatif juga tetap mendorong agar seluruh masyarkat memiliki kedewasaan politik,” ujarnya.
Sedang mengenai fenomena dinasti politik menurutnya, merupakan hal yang lumrah terjadi dalam dinamika demokratisasi. Sebab, dalam membangun dinasti politikpun tidak lepas dari pilihan politik masyarakat.
“Dinasti politik sebagai suatu yang sangat wajar, rakyat yang menetukan. Tidak mungkin dinasti ditebag, karena rakyat yang memilih. Artinya rakyat memang melihat dan memilihnya sebagai dinasti yang baik. Sekarang adalah, bagaimana kita harus menjaga agar pilkada ini berjalan aman dan tertib,” tegasnya.
Ia berharap, agar Pilkada NTB berlangsung damai, tenang, tentram dan cerdas, serta kontestan dapat mendepankan keunggulan dalam konteks program untuk kemajuan NTB. “Hindari black campaign, SARA. Agar Pilkada NTB dapat menjadi contoh pilkada di Indonesia,” katanya.
Terkait dukungan PDI-Perjuangan dalam Pilgub NTB mendatang, ia menegaskan mendukung pasang Akhyar-Mori. Sebab pasangan tersebut, memiliki track record yang bersih dan dinilai layak untuk memimpin NTB.
“Keptusaan sudah diambil, PDI-P dukung Akhyar-Mori. Mewakili pemerintahan yang bersih, pemimpin yang besih, track recordnya bersih. Akhyar birokrat yang sudah malang melintang, dua kali menjadi wakil walikota, dua kali walikota, tidak ada cacat celah, tidak ada indikasi hal yang menyimpang. Mori ketua dprd juga demikian. Mereka memiliki kapasitas, kapabelitas dan integritas dalam memimpin. Dan itu saudah dilakukan,” ujarnya, juga mengatakan, pasangan tersebut dapat mewakili seluruh etins dan mampu menwarkan pembaruan, sehingga terjadi keberimbangan dan keadilan dalam pembangunan NTB kedepan. (ks/adm)