Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com, – perkembangan pembangunan Pasar Brang Bara yang dimulai 25 Oktober lalu, atau telah berjalan selama 25 hari hamir capai 30 persen. Perhitungan tersebut, berdasarkan keterpasangan komponen atau alat di pasar tersebut.
“Penandatangan kontrak dan dimulainya lounching pekerjaan tanggal 12 Oktober 2017. Daat ini pengerjaan sudah 25 hari, sudah mendekati angka 30 persen progres fisik di lapangan,” Kata Arif M.Si., Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, kepada wartawan di ruang kerjanya Selasa (07/11).
Menurutnya, fisik termasuk dua kategori yakni, ketersediaan barang atau bahan dan, keterpaasangan alat atau bahan tersebut. “Kita hanya menghitung keterpasangan. kalau ada material yang belum dipasang tidak dihitung. Maka tidak masuk dalam akumulasi. Tapi barang yang ada tinggal ditunggu perangkaiannya saja. Artinya konektifiti antara satu dengan yang lain di lapangan,” ujarnya.
Disadari, pengerjaan proyek fisik Pasar Brang Bara yang ditetapkan selama 70 hari sangat berisiko. Namun, rentang waktu tersebut merupakan alternatif terakhir, agar pembangunan Pasar Brang Bara tetap terealisasi.
“Dengan waktu 45 hari iniinsya allah bisa terkejar. 70 hari kerja efektif itu sesungguhnya berdasarkan metode kerja yang dibuat sampai kepada hitungan unit terkecil dan rinci. Hitungqan yang melahirkan metodwe kerja ini adalah berdasarkan kajian teknis yang mendalam. Kajian oleh beberapa ahli termasuk dari pihak ketiga. 70 hari ini sudah dilakukan ekseminasi paparan dan diuji kedalamnnya, mengenai validitas metodenya. Namun demikian, karena ini adalah waktu yang riskan berdasarklan pengalaman empirik kita bangun pasar belum pernah seperti itu, itu saja yang membuat khawatir,” jelasnya.
Untuk itu, dukungan semua pihak dan komponen masyarakat dalam membangun Pasar Brang Bara sangat dibutuhkan. Sebab, dengan terbangunnya pasar tersebut, diharapkan akan mengurai persoalan termasuk penumpukan pedagang dan macet Pasar Brang Bara dan Pasar Brang Biji.
“Pasar ini prestisius bagi kami dan ini kebanggaan. Karena pasar yang lebih modern dari pasar yang pernah ada di Sumbawa. ini akan mengurai konsentrasinya sekaligus juga akan membuat kutub perkembangan ekonomi di daerah, para pelaku UKM, mikro bisa aktif dan bisa sejahtera. Memang banyak yang menberi saran bahkan ada yang ekstrem untuk tidak menerima pasar ini, karena mengandung resiko. Bagi saya tidak penting resiko itu buat saya. Tetapi yang penting sejauh mana manfaatnya bagi masyarakat,” tegasnya.
Untuk mendukung pengawasan dan pengendalian, telah disusun managemen pengawasan disamping konsultan pengawasa yang ada. Pembangunan pasar tersebut harus di awasi per hari, agar perkembangan, kendala dan keadaan lapangan dapat segera diketahui dan diatasi.
Diungkapkan, pengerjaan selama 70 hari tidak bisa diukur linier, atau progress satu hari menggambarkan hari berikutnya. Sebab, beberapa item pengerjaan dipastikan dapat meningkatkan laju progress item lainnya. Misalnya rampungnya atap akan mempercepat kerja dibawahnya.
“Karena orang bisa bekerja dibawahnya. Orang tidak bisa bekerja dibawah kalau atap tidak ada. Ada hujan panas yang mengganggu. Pekerjaan inilah yang agak lamban seperti menaikkan atap ini. Tapi kalau atap terpasang maka akan bisa lebih cepat pengerjaan,” tegasnya.
Diperkirakan, pengerjaan terberat yakni membangun atap dan konstruksi baja. Sebab, baja yang akan terpasang merupakan pabrikasi dan non lokal. “Kalau itu sudah dikerjakan rangkanya maka yang lain akan jalan. Saat ini sudah sebagian dipasang cuma belum berbentuk atap. Baru tiang. Atap yang kita tunggu apalagi kalau musim hujan. Karena akan terganggu kalau hujan. Kunci adalah atap. Kalau atap selesai, maka pekerjaan fisik dibawah akan mudah dilakukan,” katanya. (KS/Adm)