Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa – Komoditas jagung didorong menjadi komoditas pangan yang memiliki peran penting dan strategsi dalam pembangunan nasional. Sehingga menjadi salah satu strategi dalam pengembangan agroindustry atau agribisnis jagung dengan konsep zero waste atau tanpa limbah. Namun dalam meningkatkan lahan tanam guna meningkatkan produksi, tidak dibenarkan.
“Saya sepakat dengan pak kadis, dengan target kita 1 juta ton bisa tercapai dengan satu syarat. Kita jangan sampai mengejar target satu ton dengan menambah luas tanamnya. Jangan-jangan dengan alasan untuk menananm jagung membuka hutan. Ini sudah salah,” kata Drs.H.Mahmud Abdullah, Wakil Bupati Sumbawa, dalam pembukaan Gebyar Pesta Jagung di Kawasan Wisata Saliper Ate, Selasa (26/09).
Sebab, imbuhnya, aparat keamanan bahu-membahu menindak kegiatan illegal loggin. “Sementara pak dandim, kapolres tangkap dan diproses (pembabat hutan,red), daripada yang lain akan rusak. Karena saya lebih condong mengejar satu juta ton dengan meningakatkan produktifitasnya. Sumbawa rata-rata 7 ton. Di tempat lain sudah 13 ton. Inilah yang kita kejras,” ungkapnya.
Ia berharap, membabat hutan jangan menjadi alasan untuk menambah areal tanam jagung. “Andai ada masyarakat yang seperti itu, membuka hutan untuk menanam jagung, jangan coba diberikan bibit. Kalau tidak yang kena kadis-nya. Ini tidak main-main, karena dampaknya sudah kami rasakan Februari lalu. Bagaimana banjir ini, karena hulu kita rusak. Jangan lagi dengan menanam jagung membuka hutan,” katanya, juga mengajak seluruh masyarakat, untuk bertindak arif dalam memanfaatkan lahan, agar hutan sumbawa tetap lestari.
“Sebab ada pemikiran masyarakat juga. Dengan luas 125 ribu hektar itu sudah sekian hektar hutan yang kita babat. 125 ribu hektar itu sama dengan MK 1, MK 2. itu di lahan sawah. Maka harus kita perhitungkan. Inilah yang perlu kita berikan pengertian,” katanya. (ks/adm)