Sumbawa Besar, Kabarsumbawa – Para pemburu madu dari Desa Berang Rea, Kecamatan Moyo Hulu, ini menantang maut demi mengumpulkan madu dari sarang lebah madu. Mereka bertaruh nyawa dengan cara memanjat pohong tinggi yakni.
Hampir setiap bulan para pemburu madu ini memanjat pohon Lian dengan tinggi puluhan hingga ratusan meter dan berdiameter empat meter yang usianya telah mencapai ratusan tahun.
Siang itu, Minggu (13/08/2017), Elimuddin atau lebih akrab disapa Macan bersamapa beberapa rekannya yang juga pemburu madu hutan melakukan beberapa persiapan sebelum menuju kelokasi pangambilan madu hutan yakni di hutan Propok.
Tak lama berselang, Macan dan rekan-rekannya menuju kelokasi pengambilan madu, yang tidak jauh dari Desa meraka.
Ternyata memang tidak gampang mengambil madu hutan. Kenekatan nyali dan keberanian saja tidak cukup karena menjadi seorang pemburu madu hutan seperti Elimuddin atau Macan, membutuhkan keterampilan khusus. Pemburu madu hutan harus mempersiapkan semua peralatan sebelum memanjat.
Sekitar 15 menit mempersiapkan peralatannya, Elimuddin, bersama dua orang rekannya pun memanjat pohon besar tanpa menggunakan perlengkapan keamanan diri. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dan kehati-hatian saja.
Dalam hitungan detik saja Elimuddin sudah sampai di bagian tengah pohon besar itu. Ya, begitulah kemampuannya selama ini memanjat satu pohon ke pohon lain yang begitu lincah.
Sambil menghisap sebatang rokok tradisional Sumbawa, Roko Jontal, Elimuddin pun mengatur strategi dan cara untuk meniti ranting pohon yang jaraknya masih 10 meter di ujung tenggara pohon besar itu. Asap rokoknya seolah menjadi peringatan bagi para lebah pekerja untuk segera menyingkir dari sarang agar mudah digapai Elimuddin.
Dia yang berada jauh di atas pohon berteriak kepada teman-teman di bawah agar segera menyalakan api. Ternyata menyalakan api adalah sinyal atau tanda untuk mengambil sarang lebah dengan segera sambil merayapi batang ranting berukuran tidak berbeda dengan bantal guling.
Sementara api sudah menyala dan teman-teman nya di bawah berlindung di balik asap agar tidak menjadi sasaran empuk para lebah pekerja Apes Dorsata untuk disengat, ternyata Elimuddin sudah menyelesaikan pekerjaannya di atas pohon.
Kejadian itu begitu singkat, hanya hitungan detik saja. Sarang lebah yang berisi madu dan anak lebah yang masih segar segera dipindahkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan.
Benar-benar pekerjaan yang menantang maut. Karena sewaktu-waktu si pemburu madu hutan dapat saja terjatuh dari ketinggian puluhan meter. Bahkan menjadi sasaran empuk para lebah pekerja untuk mempertahankan wilayah dan sarang mereka dari gangguan si pemburu madu.
Menurut Elimuddin, pekerjaan ini sebenarnya sudah turun temurun dilakukan. Dia juga terbiasa menelusuri belantara hinga berhari-hari hanya untuk mendapatkan madu hutan Sumbawa yang terkenal itu.
Bahkan tidak jarang dia juga menjadi sasaran sengatan lebah. “Kalau hanya disengat saya sudah biasa. Semakin disengat, saya buka saja baju biar lebahnya leluasa,” aku pria asal Desa Sempe Moyo Hulu itu sambil tertawa.
Hasil panen madu hutan biasanya diserahkan kepada pengepul yang juga ikut serta dalam perburuan madu. Misalnya seperti owner Madu Mas, Walid atau yang akrap disapa Alid.
Alid yang masih berusia 24 tahun tersebut, memilih datang langsung ke lokasi panen agar dia melihat langsung dan memastikan bahwa madu yang akan dijual kepada para pelanggannya terjamin kualitasnya. Apalagi jebolan UNSA tersebut sudah kebanjiran order hingga ke luar daerah. (KS/aly)
Tempat pesan madu ini di mana