Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa—Kondisi hujan yang terjadi di Bulan Desember dengan itensitas sedang, memungkinkan terjadinya peningkatan perkembangbiakan nyamuk Aides Agepty. Pada Minggu pertama Desember 2016, DBD mulai merebak lagi di Sumbawa, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus Demam Berdarah (DBD), berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa.
Kasi Pengendalian Penyakit, H. Syarief Hidayat, S Kep Ners, MPH menjelaskan, pihaknya telah membuat surat edaran bupati tentang kewaspadaan peningkatan kasus DBD, dimana surat edarannya sudah disampaiakan ke seluruh kecamatan, KUPT Puskesmas, Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Sumbawa dimana isi surat edaran tersebut menghimbau untuk melakukan sosialisasi pencegahan terhadap terjadinya KLB DBD itu sendiri. Kemudian peningkatan peran pihak terkait, termasuk masyarakat itu sendiri dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk baik rumah tangga, perkantoran, tempat-tempat umum dan instusi lainnya dengan cara melakukan penggalakan Jum’at Bersih dan Gerakan 3M plus.
Selain itu, melakukan peningkatan promosi dan penyuluhan melalui Posyandu maupun penyuluhan klinik. Hal itu digalakkan melalui pengeras suara maupun pengumuman melalui mesjid, termasuk peningkatan kesiapan petugas.
“Kami sudah mulai melaunching program “Satu Jumantik” (Juru Pemantau Jentik) satu rumah minimal satu Jumantik, saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan akan dijalankan tahun 2017 mendatang. Jumantik bertugas memantau jentik setiap minggunya, ketika ditemukan harus segera dibasmi sehingga DBD dapat dicegah. Dikes juga selalu koordinasi dengan UPT Puskesmas,” ujarnya.
Dijelaskan, bila masyarakat menemukan kasus DBD, biasanya langsung meminta untuk dilakukan foging, padahal mekanisme foging tidak seperti itu. Foging baru dapat dilaksanakan ketika dalam suatu wilayah radius 100 meter ditemukan adanya perkembangbiakan jentik nyamuk Aides Agepty. Dimana diketahui ketika ada kasus positif DBD dan ditemukan adanya jentik nyamuk Aides Agepty dimana angka bebas jentiknya diatas dibawah 95 persen, ditambah dengan kasus-kasus demam lainnya artinya terdapat perkembangbiakan nyamuk.
“Kasus DBD di Sumbawa dari tahun ke tahun trendnya mengalami penurunan, jika pada tahun 2014 terjadi 260 kasus, pada tahun 2015 menurun menjadi 156 kasus dan tahun 2016 ini menurun menjadi 115 kasus, penurunan ini tentu berkat upaya yang sudah dilakukan sehingga dapat menekan kasus yang terjadi,” tandasnya. (KS/001)