Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa—Keberadaan Pondok Pesantren Modern Internasional Dea Malela yang letaknya jauh dari pusat kota diharapkan mampu melahirkan generasi yang dapat membangun peradaban dunia. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pembina Pondok Pesantren Dea Malela, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menyambut kedatangan tamu istimewa, Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, Rabu (20/07/2016). Kedatangan Wapres tersebut didampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono dan Menpan RB—Yuddy Crisnandi, Wakil Ketu DPR RI, Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPD RI, Prof. Dr. Farouk Muhammad serta Gubernur NTB, Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA. Kehadiran Wapres tersebut dalam rangka melakukan peletakan batu pertama pembangunan Bale Dea Guru “Bait Kalla” dan “Masjid Saidah” di Pesantren Modern Internasional Dea Malela.
Menurut Din Syamsuddin, pendirian pondok pesantren tersebut merupakan ide atau niat yang sebenarnya sudah lama sekali muncul, namun selama menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, ide tersebut belum dapat terlaksana karena harus diserahkan ke jajaran PP Muhammadiyah. Sehingga ide dan gagasan tersebut baru dapat direalisasikan setelah dirinya usai menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Din menegaskan, nama Dea Malela adalah gelar, tidak untuk mengkultuskan, Dea Malela dijadikan sebagai inspirasi dan semangat dari tokoh Ismail Dea Malela sebagai ulama yang berasal dari tanah Gowa Makassar yang hijrah ke Sumbawa. “Tidak berada di pusat Kesultanan tapi ke pelosok dusun yang hanya dicapai dengan berjalan kaki, untuk bergabung dengan pamannya Dea Tuan yang sudah menjadi ulama di dusun Pamangong ini,” kata Din Syamsuddin.
“Kami ingin berkiprah dari desa. Dari Tana Samawa ikut membangun peradaban dunia, ini kami niatkan dan rancang menjadi salah satu pusat keunggulan pendidikan Islam di dunia Islam,” ujar Din Syamsuddin.
Din Syamsuddin juga menceritakan pengalamannya saat berkunjung di beberapa negara Islam, dimana banyak yang belum berjaya dan menampilkan identitas sebagai muslim sejati, seperti abad pertengahan yang jaya dalam mengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Ke depan dis sini juga akan berdiri Universitas Islam Indonesia Internasional. Ini juga untuk membuktikan bahwa Indonesia yang mayoritas penduduk Islam harus menjadi kiblat dunia Islam,” tambahnya.
Ditambahkan, Pemangong akan menjadi salah satu tempat keunggulan di dunia Islam di tingkat internasional. Karena santrinya dating dari berbagai negara Islam dan negara lain di Asia Tenggara seperti Timor Leste, Kamboja, Vietnam, Singapura. Bahkan ada yang berasal dari Beijing, Moscow, London termasuk Jepang, “Di pondok ini nantinya akan mengedepankan sejarah peradaban dunia. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dalam konsep Indonesia dan dunia. Termasuk mengajarkan bahasa Arab, Bahasa Inggris serta Bahasa Mandarin sebagai opsional,” jelas Din.
Di hadapan Wapres JK, Prof Din Syamsuddin juga menjelaskan tentang rencana peresmian operasional pondok pesantren Dea Malela tersebut yang diharapkan akan dibuka oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli setelah membuka MTQ di Mataram tanggal 30 Juli malam. “Kepada masyarakat Tana Samawa dan masyarakat umumnya kami berharap untuk membantu agar niat ini terlaksana dengan baik. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemda Sumbawa atas segal dukungannya,” tandas Din Syamsuddin. (KS/001)