Sumbawa—Institut Ilmu Sosial dan Ilmi Budaya Samawa Rea (IISBUD SAREA) terus menunjukan kiprahnya di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN). Selain ke Malaysia untuk ikut memeriahkan Festival Malaka, IISBUD kembali mendapat undangan untuk mengikuti pertemuan perguruan tinggi anggota Passage to ASEAN (P to A) di Negara Vietnam.
Rektor IISBUD, Ahmad Yamin, SH MH., kepada wartawan menerangkan, pihaknya akan ke Danang University di Vietnam dalam rangka menghadiri pertemuan P to A. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan tingkat tinggi yang tergabung dalam perguruan tinggi anggota Visit to ASEAN. Di sana akan membicarakan beberapa hal termasuk di dalamnya beberapa MoU antar perguruan tinggi dari 10 Negara Asean. Khusus di Indonesia sekitar 7 perguruan tinggi yang menjadi member Visit to ASEAN.
Di Sumbawa, hanya IISBUD dan UTS sebagai perwakilan Indonesia timur. Karena tahun depan, salah satu program P to A yakni University Youth Summit yang setiap tahun akan diselenggarakan di beberapa negara ASEAN secara bergiliran. Di mana, IISBUD dan UTS di bawah Yayasan Dea Mas akan menjadi tuan rumah sekaligus panitia.
“Kami khususnya dari Sumbawa, akan memperkenalkan potensi wisata Sumbawa di level ASEAN. Termasuk potensi wisata budaya dan alam Sumbawa. Dari pertemuan tersebut akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan dari ASEAN di Sumbawa,” jelas Yamin.
Menurutnya, yang perlu perhatian sekarang ada di tataran pengambil kebijakan di Kabupaten untuk mulai berbenah diri terhadap dunia kepariwisataan. Karena IISBUD akan siap membantu pemerintah, pasalnya setiap tahun IISBUD dan UTS akan ke Negara-negara ASEAN untuk mempromosikan budaya Sumbawa.
Rektor IISBUD pun berharap supaya pemerintah daerah berperan aktif untuk menggandeng pemerintah pusat dalam bentuk kerjasama. Bukannya menganggap tidak ada pemerintah, sebab pemerintah adalah pemegang monopoli kebijakan. Tetapi di dalam hal tertentu, kenapa tidak untuk diterima.
Tidak perlu berselisih paham tapi yang penting saling merangkul membangun Sumbawa ke depan, khususnya dari sektor budaya dan pariwisata. Apalagi sudah ada PERDA Lembaga Adat Tana Samawa, dan kegiatan ini bagian dari sosialiasi memperkenalkan kebudayaan, dan adat istiadat Sumbawa yang merupakan kekayaan budaya Sumbawa dan Indonesia pada umumnya.
“Kita sepatutnya bersyukur karena telah diberi ijin pemerintah untuk menyelenggarakan IISBUD bersama UTS di bidang teknologi untuk teknologi terapan. Kalau UTS kan sudah mendunia, tapi IISBUD paling tidak lima tahun pertama di ASEAN, lima tahun ke dua di Asia Pasific dan lima tahun berikutnya level global. Rencana tersebut, memang telah tersusun di dalam rencana strategis IISBUD ke depan.
Menyinggung apa yang akan dibawa ke Vietnam untuk mempromosikan Sumbawa, Yamin, mengutarakan, berupa aset-aset budaya purbakala dalam bentuk presentase. Yang lebih penting adalah profil IISBUD meski belum setahun berkiprah di dalam dunia pendidikan tinggi.
Meski baru, Yamin menilai tidak ada salahnya untuk berteman dengan banyak orang. Semakin banyak teman atau sahabat maka semakin banyak rejeki yang akan didapatkan. Begitu dikenal di mana-mana maka di situ akan ada pertukaran informasi serta pengalaman. Tidak kalah dari hal tersebut adalah bukan hanya sekedar jaringan akademik tapi juga para lulusan perguruan tinggi anggota P to A akan mampu diserap di seluruh Negara ASEAN.
“Ini yang disepakati dan tidak lepas dari peran pemerintah di Negara-negara ASEAN tersebut untuk ikut campur di dalam urusan P to A, karena menyangkut penyiapan tenaga professional baik di bidang ilmu sosial juga teknologi,” tambahnya.
Menurut Rektor IISBUD, pihaknya meminta dan memohon kepada pemerintah agar bisa bekerjasama, memberikan ruang dalam rangka kerjasama untuk saling berkolaborasi dalam kerangka kebijakan yang berhubungan dengan budaya dan adat istiadat.
Sepulang dari Vietnam pihaknya bukan hanya sekedar membawa pengalaman berjalan-jalan, tetapi sudah membuka pasar lulusan untuk bisa diterima. Paling tidak lulusan IISBUD, yang tidak bisa kuliah di luar negeri tapi bisa membuka pasar di luar negeri yang jelas khususnya tingkat ASEAN.
Hal tersebut bukan hanya untuk IISBUD selaku perguruan tinggi tetapi juga masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Indonesia secara umumnya. Misalnya saja ada 10 negara yang menjadi member P to A maka sudah ada 10 negara pasar nantinya. Sehingga IISBUD mengantisipasinya dengan cara menggarap Ranperda pasar tradisional, ritel dan modern. (KN)