Sumbawa Besar, Kabar Sumbawa—Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Samawa (UNSA) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumbawa, menggelar aksi demonstrasi ke PLN Sumbawa, Kamis (20/02/2014). Mereka mempertanyakan kebijakan pemadaman bergilir yang sejak Nopember 2013 lalu dilakukan oleh PLN area Sumbawa.
Dalam aksi demonstrasi ini, mahasiswa membagikan selebaran yang berisikan pertanyaan dan tuntutan agar PLN harus segera menghentikan kebijakan pemadaman listrik secara bergilir. Meningkatkan sosialisasi terkait hak dan kewajiban konsumen dan standar mutu pelayanan. Memberikan alasan yang jelas terkait dengan pemadaman bergilir. Jika tidak mampu memenuhinya, maka manager PLN Area Sumbawa diminta turun dari jabatannya.
Pada saat hendak bertemu dengan manager PLN Area Sumbawa, masa mahasiswa dihadang barisan polisi yang menjaga keamanan di depan kantor PLN Area Sumbawa. Memaksa masuk, akhirnya mahasiswa yang dipimpin Rahmat Hamdani dan Yahyin Hermansyah, terlibat aksi saling dorong dengan polisi.
Padahal di hadapan mereka sudah ada manager PLN Area Sumbawa, Pedi Sumanto yang siap memberikan penjelasan mengenai alasan pemadaman dan kondisi listrik di PLN Area Sumbawa.
Tidak lama berselang, akhirnya Pedi Sumanto memenuhi permintaan mahasiswa untuk menemui mereka di depan kantor PLN. Di kesempatan itu Pedi menerangkan, bahwa sejak Nopember 2013 telah terjadi gangguan mesin pembangkit di PLTD Labuhan, mesin ini statusnya masih sewaan dari PT Cakrawala Dua Benua (CBD). Dengan situasi ini, PLN kehilangan daya sebesar 7 MW atau 7000 KW.
Kondisi tersebut telah disampaikan ke Bupati dan DPRD Sumbawa. PLN Area Sumbawa pun telah meminta tambahan daya dari PLN Wilayah NTB di Mataram. Permintaan tersebut telah mendapat respon. Maka pada Maret 2014 mendatang penambahan daya akan dilakukan di dua tempat, di PLTD Labuhan sebesar 5 MW dan 2 MW di PLTD Empang.
“Kita sepakat untuk memajukan Sumbawa agar tidak tertinggal dari daerah lain,” ucap Pedi Sumanto kepada mahasiswa.
Tidak lama kemudian, masa HMI Cabang Sumbawa pun mendatangi kantor PLN Area Sumbawa. Mereka membawa aspirasi dan misi yang sama. Hanya saja HMI enggan bergabung dengan BEM UNSA. Sehingga BEM UNSA mengikuti ajakan manager PLN untuk menjelaskan situasi kelistrikan di PLN Area Sumbawa melalui penjelasan persentase slide di ruang rapat.
Bahkan selama manager PLN Area Sumbawa menjelaskan kondisi kelistrikan di Sumbawa, HMI malah menerobos masuk dan memotong jalannya penjelasan yang melibatkan BEM UNSA. Mereka meminta agar manager PLN Area Sumbawa untuk ikut bersama mereka ke kantor DPRD Sumbawa dengan alasan memberikan penjelasan yang sama. Setelah dua kali menerobos masuk, akhirnya mereka diakomodir dan membawa perwakilan managemen PLN Area Sumbawa ke DPRD untuk memberikan penjelasan.
Sementara mahasiswa lain yang tergabung di dalam BEM UNSA dengan seksama mengikuti pemaparan dari manager PLN Area Sumbawa. Mereka pun mengakhiri pertemuan tersebut dengan membuat surat pernyataan yang intinya bahwa Maret 2014 sudah tidak ada lagi pemadaman listrik secara bergilir. (*)