Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Progres pembangunan lanjutan Puskesmas Ropang masih dibawah 20 persen. Untuk mengejer ketinggalan, pelaksana pembangunan disarankan untuk menambah jumlah pekerja.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Admistrasi Pembangunan Setda Sumbawa, Usman Yusuf, kepada wartawan, Rabu (22/09/2021) di ruang kerjanya.
Terkait pembangunan lanjutan Puskesmas Ropang, Usman menjelaskan, telah berjalan sekitar dua bulan setelah sejak penandatanganan kontrak bulan Juni lalu.
Berangkat itu, pihaknya beberapa kali telah melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monove) untuk melihat kondisi lapangan, termasuk berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Konsultas, hasilnya, pekerjaannya sudah sesuai dengan rencana.
“Terutama untuk memastikan semua perkjaan lanjutan itu semuanya masuk dalam dokumen perencanaan. Intinya diakhir konstruksi nya nanti, pelaksanaan konstruki nanti puskesmas itu sudah bisa difungsikan sesuai dengan prototype atau rancangan perencanaan awalnya,” ungkapnya.
Usman mengakui, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembangunan lanjutan ini, sehingga terjadi keterlambatan diawal-awal pengerjaannya. Hal ini dikarenakan, terdapat beberapa item yang telah dikerjakan sebelumnya, sudah dalam kondisi rusak.
Sehingga, beberapa item dimaksud seperti cor-coran untuk talang, beberapa bagian dari tembok, plafon, konstruksi jendela, pintu harus dibongkar untuk diganti baru karena kondisinya sudah tidak layak.
“Memang agak lambat, diawal pekerjaan. Karena memang perkjaan yang dilaksanakan 2 tahun yang lalu 2019 itu sudah banyak dalam kondisi rusak, tidak layak pakai, dalam kondisi yang perlu kita ganti bukan hanya untuk ditambah atau di lanjutkan. Tapi karena kontraktornya, konsultasnya termasuk PPK, termasuk kami di pembangunan ingin memastikan semua konstruksi itu sesuai dengan spek,” jelasnya.
Lanjut Usman, untuk memastikan pengerjaan pembangunan Puskesmas Ropang ini, dirinya berharap agar pelaksana menjaga ketersediaan pekerja yang cukup. Jangan sampai perkerjaan yang masih banyak terutama perkjaan sipil, plester, tembok, pagar, hingga penataan halaman terganggu karena kurangnya pekerja. Terlebih lagi, menjelang datangnya musim hujan.
Menurutnya, lebih berat membayar denda jika terjadi keterlambatan dari pada membayar sewa perkerja. Jika kontranya 3 miliar, maka dendanya sekitar 30 juta perhari.
“Saya juga memastikan ke teman-teman di lapangan, supaya menjaga ketersediaan tukang yang cukup, jangan sampai perkejaan yang masih banyak, itu harus dipastikan tukangnya tersedia,” ungkapnya.
“Prinsipanya saya sudah menyampaikan itu kepada kontraktor, kan lebih mahal bayar denda daripada bayar tukang. Sehingga saya tekankan perbanyak tukang, ketimbang bayar denda. Karena kalau nilanya ini sekitar 3 M, itu saya dendanya 30 juta sehari. Kontrak sampai pertengahan Desember,” tambahnya.
Terus terkait dengan barang-barang pabrikan mungkin kusen jendela, Acv, bahan plafon kata Usman, harus dipesan dari sekarang, untuk mengantisipasi akhir tahun, cuaca hujan. Terutama atap harus sudah terapasang sebelum memasuki musim hujan, untuk mengantisipasi kerusakan yang disebabkan kebocoran atap.
Dilihat dari progres dan kondisi yang ada, apakah optimis akan tuntas sampai Desember?
“Kalau ropang, saya sampai saat ini saya masih diberi rasa optinis dari kontraktor, karena kita lihat mobilisasi tukang dan alat disana sudah bagus. Isnya Allah, kita tidak berharap telat, tapi kalau pun terlambat tidak keluar di tahun ini,” tandanya. (KS/aly)