Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2020 minus 4,13 persen dengan nominal berlaku mencapai 14.457,97 milyar rupiah, menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa, Joko Pitoyo Novarudin, dalam press rilis PDRB dan IPM 2020, Rabu (30/06/2021) di Aula Kantor BPS setempat menjelaskan, nilai PDRB Kabupaten Sumbawa atas dasar harga berlaku pada Tahun 2020 mencapai 14.457,97 milyar rupiah.
Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami penurunan sebesar 345,58 milyar rupiah dibandingkan dengan Tahun 2019 yang mencapai 14.803,55 milyar rupiah. Penurunan nilai PDRB ini dipengaruhi oleh adanya pandemi yang mempengaruhi penurunan produktivitas di berbagai lapangan usaha.
Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB mengalami penurunan yaitu dari 10.470,63 milyar rupiah pada Tahun 2019 menjadi 10.037,75 milyar rupiah pada Tahun 2020. Hal ini menunjukkan selama Tahun 2020 Kabupaten Sumbawa pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 4,13 persen.
“Perekonomian melesu dibandingkan tahun sebelumnya. Lesunya pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena pandemi sehingga mempengaruhi produktivitas hampir di sebagian besar sektor ekonomi,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, menurut Lapangan Usaha, kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan kontributor terbesar perekonomian di Kabupaten Sumbawa dengan distribusi persentasenya 38,78 persen (2016), 39,22 persen (2017), 39,48 persen (2018), 38,39 persen (2019), dan 39,86 persen (2020). Terkontraksi 0,82 persen karena iklim, bukan pandemi.
Selanjutnya, menurut Lapangan Usaha, tiga kategori terkontraksi paling besar karena pandemi di Kabupaten Sumbawa yakni Transportasi dan Pergudangan, terkontraksi 29,56 persen. Penyedia Akomodasi dan Makan Minum, terkontraksi 18,63 persen. Konstruksi, terkontraksi 15,55 persen.
Kemudian, menurut Pengeluaran, kontributor terbesar disumbang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan distribusi persentasenya 77,25 persen (2016), 74,25 persen (2017), 72,43 persen (2018), 70,67 persen (2019), dan 70,41 persen (2020). Pengeluaran konsumsi rumah tangga selama pandemi 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,43 persen. (ks)