Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa, memusnahkan sebanyak 95 ekor anjing liar dengan cara di racun di beberapa Desa di Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa.
Pemusnahan tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit rabies yang disebabkan oleh anjing liar. Mengingat beberapa Desa tersebut berbatasan langsung dengan Dompu, yang dimana saat ini telah terjadi penyebaran rabies yang disebabkan oleh gigitan anjing yang cukup besar.
“Kasusnya di Dompu,, sekitar 486 orang tergigit anjing. Karena kita masih bebas, rabies belum masuk, anjing-anjing liar ini kita habiskan, terutama di perbatasan Sumbawa Dompu. Kemrin itu kita dapat di Desa Tolo’oi sebanyak 30 ekor dengan racun strikmin, desa mata 23 ekor, Labuhan Aji 16 ekor, Pidang 26 ekor, jadi yang dieliminasi yang liar, bukan yang bertuan, yang bertuan kita minta untuk diikat,” ungkap Kepala Diskeswan Sumbawa melalui Kabid Keswan, Drh. Putra Darma, Senin (04/02/2019) di ruang kerjnya.
Selain dilakukan pemusnahan terhadap anjing liar, juga akan dilakukan vaksinasi terhadap anjing yang di pelihara oleh warga setempat, menginggat saat ini anjing digunakan oleh warga untuk berburu bahkan untuk menjaga kebun.
“Nanti untuk anjing yang sudah diikat akan di vaksin. Jadi kita antisipasi perbatasan ini, Empang Tarano kita kurangi populasi anjing liarnya. Kita masih akan melalukannya,” ujarnya
Sebelum dilakukan eksekusi lanjunta Edi, telah dikakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk memberikan pamahanan kepada masyarakat. Kemudian adanya kesepakatan dengan desa untuk melakukan eliminasi terhadap anjing liar yang ada di desa setempat.
“racun ini di lumuri pada umpan, kemudian di makan sama anjing, langsung mati. Untuk bankainya kita kubur, dan kita ambil sampelnya untuk di kirim ke bali untuk di perikasa. kemudian umpannya yang sudah di taro racun tetap kita pantau sepaya tidak di makan binatang lain, khusus anjing saja,” jelasnya.
Lanjutnya, pemusnahan terhadap anjing liar tersebut akan terus lakukan hingga populasi anjing liar di Daerah perabatas. “Sekarang untuk kelanjutannya sedang dalam persiapan, kemarin sudah 3 malam,” katanya.
Ia menambahkan, ciri-ciri anjing gila antara lainy, mulutnya mengeluarkan busa, matanya hampir buta, ekornya masuk ke selangkangan, dan seperti mabuk. Kemudian gejalah yang ditimbulakn akibat gigitannya yakni demam tinggi, takut angin, takut cahaya, takut air, tidak mau makan, kejang-kejang.
“kalau tergigit anjing, bilas dulu dengan air mengalir, setelah itu beri betadin, kemudian bawa ke puskesmas untuk ditangani dokter,” demikian Edi. (KS/aly)