Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Komisi IV DPRD Sumbawa menyayangkan angka Stunting di Sumbawa tertinggi di NTB yakni 41, 9 persen. Hal dinilai sebagai tamparan bagi pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumbawa. Padahal dewan selalu mendorong  segala kebijakan yang menyangkut dengan  kesehatan sebagai kebutuhan dasar masyarakat. Senin (04/06/2018).
“Selama 10 tahun saya di lembaga ini,  tidak pernah ada satu instansi apalagi dinas kesehatan yang merupakan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat, kami melakukan pemangkasan atau pemendingan (Anggaran). Justru kami menawarkan kepada mitra (pemerintah) yang menyangkut tentang gizi dan hal lainnya. Bahkan mendorong melalui dana bantuan khusus  atau aspirasi”, kata Junaidi Anggota Komisi IV DPRD Sumbawa, beberapa waktu lalu.
Menurutnya dengan angka tersebut, menunjukkan ada yang salah dalam penanganan dan manajemen pelayanan kesehatan. Oleh karena itu harus ada evaluasi menyeluruh dan kolektif.
Menurutnya ini tidak hanya menjadi tanggungjawab Dikes selaku instansi teknis, namun tanggungjawab bersama. Jadi tidak bisa menjustifikasi bahwa ini adalah kebobrokan pelayanan kesehatan atau menyalahkan Dikes sepenuhnya. Karena bagaimanapun usaha instani untuk memperbaiki persoalan gizi buruk, meningkat standar nutrisi, jika masyarakat masyarakat tidak memberikan respon positif.
“Kita tidak bisa menjustifikasi ini mutlak kesalahan Dikes. Tapi setidak-tidaknya, dinas teknis harus mengevaluasi  program-program yang telah dilakukan, mulai dari saat ibu mengandung”, ujarnya.
 “Ini sangat memalukan bagi kita. Padahal Sumbawa itu jagungnya ekspor, ikannya melimpah, panjang pantai terluas, peternakan ekspor”, imbuhnya. (KS/aly)